Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten pariwisata tahun ini diproyeksikan masih akan tumbuh positif.
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 mencapai 432.700 orang.
Head of Corporate Communication Ancol, Ariyadi Eko Nugroho mengungkapkan puncak jumlah pengunjung yang berwisata ke Ancol berada pada H+2 dan H+4 lebaran. Dimana ia mencatat pada H+2 lebaran (11/4) jumlah pengunjung mencapai 90.000 orang.
"Dan benar-benar puncaknya itu pada H+4 (13/4) kemarin itu jumlah wisatawan mencapai 106.500 orang," jelas Ariyadi kepada Kontan, Kamis (18/).
Ariyadi mengatakan sektor rekreasi PJAA diharapkan masih akan menjadi penyumbang terbesar pendapatan pada tahun ini. Ia mengungkapkan PJAA masih terus melakukan inovasi dalam rangka memberikan pengalaman baru bagi semua wisatawan.
Baca Juga: Okupansi Eastparc Hotel (EAST) Terdongkrak Libur Lebaran
"Seperti peluncuran New Paus Cottage di Putri Duyung Ancol pada Februari lalu," ujarnya.
Ariyadi menambahkan tahun 2024 ini Ancol juga akan kembali menggelar beberapa event inhouse yang telah digelar di tahun lalu. Menurutnya event di tahun lalu seperti konser musik OA OE Festival, Panjat Pinang Kolosal dalam rangka HUT RI dan Isekai Run sukses mendapat sambutan yang positif dari berbagai pihak.
"Maka tahun ini secara umum kami targetkan kinerja kami dapat meningkat hingga 10% dibanding tahun 2023," ucapnya.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Februari 2024 mencapai 1.036.037 kunjungan. Jumlah itu meningkat baik secara bulanan maupun tahunan masing-masing 11,67% dan 38,24%.
Sedangkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno juga mengatakan, pergerakan masyarakat di libur lebaran tahun ini diperkirakan mencapai 193,6 juta orang. Angka ini meningkat dibandingkan pada masa lebaran tahun lalu sebesar 123,8 juta orang.
Direktur Pemasaran Eastparc Hotel Wahyudi Eko Sutoro juga mencatat jumlah pengunjung Eastparc Hotel sebanyak 39.826 orang. Hal itu juga sejalan dengan tingkat okupansi Eastparc Hotel yang juga melesat hingga 97,78%.
“Libur lebaran cukup mendongkrak jumlah pengunjung,” jelas Wahyudi kepada Kontan, Rabu (17/4).
Wahyudi mengatakan Eastparc Hotel masih akan terus menggenjot jumlah pengunjung di sepanjang tahun 2024. Ia mengungkapkan telah menyiapkan sejumlah startegi salah satunya dengan melakukan efisiensi biaya secara terukur serta menerapkan dynamic pricing untuk menentukan harga kamar.
“Kami juga melakukan promosi melalui media sosial,” ujarnya.
Wahyudi menargetkan di tahun 2024 ini Eastparc Hotel dapat mengantongi laba bersih sekitar Rp 40-45 miliar. Sedangkan untuk pendapatan bersih Wahyudi membidik sebesar Rp 110-120 miliar.
“Untuk capex sebsar Rp 2 miliar,” ucapnya.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan sejauh ini pada tahun 2024 emiten pariwisata serta hotel berpotensi untuk mencatatkan kinerja yang positif.
Menurutnya hal tersebut dapat dilihat dari situasi dan kondisi saat libur lebaran dimana permintaan terus mengalami kenaikkan.
“Bahkan okupansi hotel di daerah Solo hampir meningkat hingga 100%, begitupun juga dengan kota kota besar lainnya,” jelas Maximilianus, Rabu (17/4).
Maximilianus mengatakan hal tersebut merupakan salah satu sentiment positif bagi industri pariwisata. Ia menjelaskan meski harga hotel mengalami kenaikkan, namun permintaan masih tetap tinggi karena diiringi dengan liburan.
Baca Juga: Kinerja Bisnis Emiten Pariwisata & Hotel Diproyeksi Merekah pada 2024
“Kita tentu harapkan, daya beli dan konsumsi juga dapat terjaga, agar mampu menjaga pemulihan industri pariwisata tetap berjalan dengan baik,” ujarnya.
Meski begitu, Maximilianus menambahkan situasi dan kondisi global khususnya geopolitik juga mampu mempengaruhi permintaan, karena masyarakat berpotensi untuk menunda bepergian atau liburan. Ia berharap namun tentu situasi dan kondisi baik secara global maupun dalam negeri dapat terjaga dengan baik.
“Tapi hati hati, karena sentimen global akan tetap memberikan kekhawatiran, karena akan membuat perilaku masyarakat dapat berubah,” ucapnya.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan salah satu sektor yang cukup menarik di tahun ini yakni sektor pariwisata. Hal itu menurutnya karena salah satu indikator yang cukup meyakinkan yakni mulai pulihnya jumlah visitor baik dari wisatawan mancanegara ataupun wisatawan dalam negeri pada tahun ini.
“Apalagi dalam negeri ada beberapa season-season tertentu yang dapat meningkatkan jumlah wisatawan seperti halnya beberapa pekan kemarin yang bertepatan dengan libur lebaran yang kami perkirakan akan meningkatkan wisatawan domestik,” jelas Miftahul pada Kontan, Rabu (17/4).
Miftahul melihat dengan animo serta kondisi daya beli masyarakat indonesia masih tetap kuat akan mendorong atau berdampak pada peningkatan jumlah visitor dari periode sebelumnya. Selain itu potensi pelonggaran kebijakan bank sentral juga bisa makin meningkatkan daya beli masyarakat ke depanya.
“Di sisi lain tingkat ketersedian kamar hotel serta tiket perjalanan masih cukup longgar untuk mengakomodasi lonjakan visitor ke depan,” ujarnya.
Miftahul menambahkan emiten-emiten penyedia layanan homestay, akomodasi perjalanan tour and travel, menurutnya bisa mendapat sentimen yang cukup positif dari kondisi ini. Terlebih lagi ia mengatakan beberapa saham di sektor pariwisata ini masih tergolong cukup undervalue.
Terkait dengan saham emiten pariwisata dan hotel Miftahul merekomendasikan investment buy pada PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dengan target harga Rp 1.300 per saham, buy on weakness PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) dengan target harga Rp 148 per saham dan wait and see pada PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) sampai ada perbaikan kinerja terlebih dahulu.
Sedangkan secara teknikal Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan trading buy pada saham PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) dengan target harga Rp 145-Rp 147 per saham, wait and see terhadap saham PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (SHID) dengan support Rp 1.185-Rp 1.230 per saham, dan speculative buy saham PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dengan Rp 890-Rp 910.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News