kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kinerja emiten farmasi mengilap di semester pertama 2020


Selasa, 04 Agustus 2020 / 19:02 WIB
Kinerja emiten farmasi mengilap di semester pertama 2020
ILUSTRASI. Capaian kinerja emiten di sektor farmasi semakin moncer pada semester pertama tahun ini.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Capaian kinerja emiten di sektor farmasi semakin moncer pada semester pertama tahun ini. Salah satunya perusahaan farmasi milik negara yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF) yang mengantongi penjualan bersih sebesar Rp 4,69 triliun pada paruh pertama 2020 atau tumbuh 3,76% dari penjualan Rp 4,52 triliun di periode yang sama tahun 2019.

Kimia Farma mencetak laba periode berjalan yang dapat diatribusikan pada entitas induk sebesar Rp 48,57 miliar. Laba bersih ini naik 1,71% dari Rp 47,75 miliar.

Baca Juga: Kinerja Kimia Farma (KAEF) di semester I-2020 memuaskan

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menyusul dengan penjualan bersih hingga Rp 11,6 triliun. Jumlah tersebut meningkat 3,76% dibanding semester I tahun lalu yang mencapai Rp 11,18 triliun.

Laba bersih KLBF naik 10,3% secara tahunan dari Rp 1,26 triliun kini menjadi Rp 1,39 triliun. Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh peningkatan efisiensi di biaya operasional, keuntungan selisih kurs, dan tarif pajak yang lebih rendah.

Baca Juga: Dibayangi Covid-19, pendapatan Kalbe Farma (KLBF) masih naik 3,76% di semester I 2020

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) juga berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 1,45 triliun atau tumbuh 3,51% dibanding realisasi penjualan periode sama tahun lalu. SIDO mengempit laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 413,79 miliar atau naik 10,60% ketimbang periode Januari-Juni 2019.

Sementara itu, pendapatan PT Phapros Tbk (PEHA) menyusut hingga 17,78% menjadi Rp 453,92 miliar pada semester I-2020. Phapros menorehkan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 26,87 miliar atau merosot hingga 45,10% ketimbang laba bersih Rp 48,95 miliar pada paruh pertama 2019.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, perusahaan sektor kesehatan yakni farmasi memang menjadi salah satu primadona pada 2020 di tengah Covid-19. Dia menambahkan, prospek sektor farmasi pada tahun ini hingga tahun depan masih memberikan nilai yang positif.

Nico melihat, kesehatan masyarakat Indonesia masih menjadi prioritas Pemerintah pada tahun 2021. "Apalagi Pak Jokowi sudah menyampaikan bahwa Indonesia akan melakukan vaksin massal, tentu ini masih akan menjadi pendorong emiten sektor kesehatan," ujar Nico, Selasa (4/8).

Baca Juga: Kinerja Sido Muncul (SIDO) masih positif di tengah pandemi, analis sarankan buy

Analis Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, kinerja emiten farmasi disokong oleh meningkatnya permintaan akan produk-produk kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Misalnya saja permintaan produk Vitamin C 1000 dari SIDO, sehingga mereka juga menggenjot produksi.

Secara keseluruhan Nafan memandang emiten farmasi memiliki prospek yang cerah pada tahun ini. Terlebih baru-baru ini pemerintah tengah bekerja sama dengan perusahaan asal China Sinovac untuk uji coba vaksin Covid-19. Selain itu Kalbe Farma juga menggandeng perusahaan asal Korea Selatan Genexin untuk uji klinis vaksin Covid-19.

Baca Juga: Paruh pertama 2020, laba bersih Phapros (PEHA) susut 45%

Dari sejumlah saham-saham farmasi, Nafan menjagokan saham KLBF lantaran secara fundamental masih terbilang oke. Ia memprediksi Kalbe Farma mampu mencetak pendapatan mencapai Rp 24,4 triliun dengan proyeksi laba bersih Rp 2,7 triliun hingga tutup tahun ini. Ia merekomendasikan buy saham KLBF dengan target harga di level Rp 1.850 per saham.

Selain itu, investor juga bisa melakukan akumulasi beli terhadap saham SIDO dengan target harga Rp 1.490 per saham. Sementara itu, bagi Nico saham KAEF, INAF, SIDO, PEHA, dan DVLA bisa menjadi pilihan yang menarik dengan tetap mencermati fundametal masing-masing sahamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×