Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada tahun 2020 dan 2021, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menutup total 38 toko yang tidak menguntungkan. Ke-38 gerai yang tutup hanya menyumbang 8,4% dari penjualan kotor dan 2,1% dari EBITDA.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya, dalam risetnya, percaya bahwa pembukaan toko baru ini lebih baik dibandingkan dengan mempertahankan toko yang tidak menguntungkan.
Christine juga melihat, bahwa margin EBITDA pembukaan tiga gerai baru jauh lebih tinggi, yaitu 16,0% dibandingkan dengan margin EBITDA dari 38 gerai yang ditutup, dengan hanya 4,5%.
“Kami yakin kerugian dari penutupan toko sudah terlewati, dan perusahaan akan fokus pada pembukaan toko baru, terutama pada tahun 2022 dan jika ada penutupan toko di masa depan, dilakukan untuk relokasi,” jelas Christine dalam risetnya yang dirilis 27 Agustus 2021.
Baca Juga: Harga batubara masih membara, begini rekomendasi saham PTBA
Saat ini, Christine mengamati, bahwa LPPF melihat beberapa peluang baru yang muncul sejak pandemi Covid-19, karena persaingan yang semakin berkurang, dan ketidakmampuan pesaing yang lebih kecil untuk bersaing dalam persaingan.
Ia juga melihat, di tahun 2022, LPPF membuka peluang untuk membuka toko baru lebih banyak lagi dengan biaya yang lebih terjangkau, di tengah kondisi saat ini.
Ke depannya, Christine percaya, bahwa inisiatif digital sekarang adalah masa depan bagi department store, dan menjadi pertanda baik dengan diskusi internal LPPF yang sedang berlangsung saat ini.
Christine menilai, saat ini LPPF terbuka untuk kemitraan strategis di masa depan yang akan mendukung peluang omnichannel di masa depan. Menurutnya perusahaan terbuka untuk menyesuaikan ukuran toko di masa depan yang akan mendukung fitur digital masa depan yang mungkin diperlukan di berbagai jenis toko, seperti Click & Collect/Ship atau pick from store.
Baca Juga: Kinerja bangkit, simak rekomendasi Matahari Department Store (LPPF) dari BRIDanareksa
Tambah Christine, saat ini LPPF sudah meletakan pipeline teknologi untuk memastikan toko mereka di masa depan akan lebih aktif lagi secara digital.
Selain itu, menurut Christine, pemulihan minat beli konsumen, terutama pasca pandemi, akan menjadi pendorong utama katalis harga saham di masa mendatang. Rencana pembukaan gerai baru LPPF pada di tahun 2022 dengan margin EBITDA yang lebih tinggi juga akan menjadi katalis utama, menurut pandangannya.
Sementara itu, Analis RHB Sekuritas, Vanessa Yuanta, melihat sentimen positif yang dapat mengangkat LPPF datang dari pemulihan daya beli yang diharapkan terjadi di kuartal IV/2021. Sementara sentimen negatif, dinilai dapat datang dari kasus Covid-19 yang kembali naik, dan pemulihan daya beli yang kurang cepat.
“Proyeksi sih kalau kita lihat harusnya ada pemulihan tahun ini ya dan inisiatif dari company sudah mulai menunjukkan hasil, dari semester I/2021 sih sudah kuat untuk pemulihannya,” jelas Vanessa kepada Kontan, Kamis (30/9).
Dalam hitungan Christine, LPPF akan membukukan Rp 6,4 triliun pendapatan di tahun ini, atau naik 33,9% dari tahun lalu. Sedangkan laba bersih diperkirakan akan mencapai Rp 692,6 miliar dari kerugian tahun lalu.
Christine merekomendasikan LPPF trading buy, dengan target harga Rp 3.000 per saham.
Selanjutnya: RHB Sekuritas rekomendasikan saham Matahari Department Store (LPPF), ini alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News