Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inisiatif PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) dinilai sudah membuahkan hasil, dengan catatan yang baik di semester I/2021. Akan tetapi, RHB Sekuritas dalam risetnya melihat, ada kekhawatiran pada kinerja LPPF, karena dampak dari PPKM darurat.
Di masa PPKM, RHB Sekuritas melihat LPPF menutup 117 dari 145 tokonya, karena lalu lintas pejalan kaki yang turun menjadi hanya 30% dari level yang tercatat sebelum periode PPKM.
Meskipun demikian, RHB juga melihat, dampak dari adanya PPKM tersebut tidak akan terlalu terasa jika dibandingkan dengan pengalaman LPPF, pada masa awal pandemi Covid-19 di tahun 2020.
Dalam pengamatannya, persediaan LPPF di semester I/2021 bernilai Rp 820 miliar, angka tersebut merupakan setengah dari persediaan di periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Matahari (LPPF) bukukan pendapatan bersih Rp 3,5 triliun di semester I-2021
“Karena itu, kami pikir sekarang urgensinya yang lebih rendah bagi perusahaan untuk mengosongkan inventaris, dan menghasilkan tekanan margin yang lebih rendah pula,” dalam risetnya yang dirilis 17 September 2021.
Dalam pandangan RHB, LPPF saat ini bertujuan untuk menutup lebih banyak toko yang bermasalah pada tahun 2021, dan RHB juga berharap LPPF dapat menutup tahun ini dengan menyisakan 137 toko. RHB berharap penutupan toko dilanjutkan dengan pembukaan toko baru dimulai dari tahun 2022 dan seterusnya.
RHB juga menambahkan, kalau mereka berharap dapat melihat tiga sampai lima pembukaan toko mulai tahun 2022 dan seterusnya. Pembukaan gerai baru ini dinilai untuk meningkatkan kinerjanya. Saat ini juga LPPF membuka satu gerai baru di Balikpapan, dan menargetkan untuk membuka dua gerai lagi di sisa tahun ini.
Baca Juga: IHSG berpotensi menguat, simak rekomendasi saham dari Panin Sekuritas untuk hari ini
Saat ini, dalam amatan RHB, LPPF bertujuan untuk menghentikan beberapa merek seperti 361, OVS, dan lainnya. Akan tetapi, akan bekerja sama dengan Royal Sporting House (RSH) dan Sociolla untuk memperluas penawaran mereknya.