Reporter: Hasyim Ashari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) terus menggenjot lini bisnis penjualan voucher dan kartu perdana. Maklum, lini bisnis ini merupakan penyumbang terbesar terhadap total pendapatan perusahaan atau sekitar 80%.
Diketahui bahwa pada kuartal I-2017 penjualan voucher pulsa dan kartu perdana mencapai Rp 5,32 triliun atau tumbuh 13,4% year on year (yoy). Diperkirakan pada kuartal II ini penjualannya akan semakin ciamik seiring dengan adanya hari raya Idul Fitri.
Analis BCA Sekuritas Aditya E Prakasa berpendapatan di kuartal II ini pertumbuhan penjualan TELE bakal mengalami lompatan, sebab di kuartal ini terdapat bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri. Di bulan ini biasanya masyarakat Indonesia mendapatkan THR. "Kami percaya sebagian akan dibelanjakan untuk voucher telepon," ujarnya dalam riset 22 Mei.
Secara historis pendapatan penyedia layanan telco meningkat dengan rata-rata 6% setiap perayaan Lebaran. Tentunya pendapatan TELE diperkirakan dapat meningkat, apalagi ditunjang dengan jaringan reseller yang kuat ditambah dengan modern channel dan Bank.
Menurit Aditya untuk mendongkrak penjualan, TELE mengembangkan sistem e-commerce untuk penjualan voucher. Ada dua skema penjualan pertama, penjualan melalui agen dengan nama Teleshop yaitu aplikasi para agen untuk penjualan berbagai jenis voucher yang meliputi voucher pulsa, PLN, game dan uang elektronik.
Kedua yaitu Telepay yaitu aplikasi untuk para pelanggan. Aplikasi ini untuk memudahkan pelanggan membeli voucher. selain itu aplikasi ini juga bisa digunakan untuk pembayaran, transfer, serta penyimpanan dan penarikan uang seperti mobil banking.
Dengan adanya aplikasi ini akan lebih menguntungkan. Sebab, akan memperluas jaringan distributor voucher TELE dan ini juga memungkinkan peran distributor perantara tidak relevan, "sehingga akan mendorong margin lebih tinggi," katanya.
Analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada bilang jika dilihat pencapaian tahun lalu dimana TELE mencetak pendapatan bersih sebesar Rp 27,3 triliun naik 24% dari tahun 2015 maka tahun ini seharusnya diperkirakan dapat lebih meningkat.
Kenaikan tersebut sebagian besar disumbangkan dari pendapatan bisnis voucher yang memberikan kontribusi sekitar 80% dari pendapatan perseroan.
Ditambah lagi di tahun ini akan ada pengembangan layanan 4G LTE, sehingga masyarakat pun tertarik untuk migrasi ke layanan tersebut. "Maka dari itu, permintaan akan voucher pulsa maupun data diperkirakan dapat meningkat," ujar Reza kepada KONTAN, Rabu (21/6).
Analis OSO Sekuritas, Riska Afriani bilang prospek TELE cukup bagus. Sebab, setiap tahunnya pendapatannya terus tumbuh. Tercatat kontribusi pendapatan voucher di tahun 2016 meningkat menjadi 78.6% dari sebelumnya 65.4%. "Sementara untuk telephone turun menjadi 21.4% dari sebelumnya 34.6%," ujar Riska kepada KONTAN.
Hal tersebut, lanjut Riska, seiring dengan peningkatan pendapatan voucher di tiap tahunnya didorong oleh pertumbuhan layanan data karena ada pengembangan jaringan 4G.
Hingga kuartal I-2017, TELE mencetak pendapatan bersih Rp 6,41 triliun atau naik 2,3% yoy. Sedangkan laba bersihnya mencapai Rp 117,3 miliar atau naik 5,7% yoy. Aditya memproyeksi TELE dapat mencetak pendapatan hingga akhir tahun sebesar Rp 31,21 triliun tumbuh 14,2% dan laba bersih tumbuh 20,5% menjadi Rp 564 miliar.
Semua analis merekomendasikan mengambil posisi beli. Aditya menetapkan target harga Rp 1.550, Reza menetapkan harga Rp 1.385 dan Riska menetapkan harga Rp 1.350.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News