Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) mencetak pendapatan bersih sebesar Rp 27,3 triliun, naik 24% dibandingkan tahun 2015. Kenaikan tersebut sebagian besar disumbangkan dari pendapatan bisnis voucher yang memberikan kontribusi sekitar 80% dari pendapatan perseroan.
TELE membukukan laba kotor Rp 1,6 triliun atau naik 31% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan laba usaha naik 31% menjadi Rp 1 triliun. Perseroan mempertahankan margin laba usaha di kisaran 3,7% atau naik tipis dibandingkan 2015 sebesar 3,5%.
Sementara itu, laba bersih TELE hingga Desember 2016 naik 27% year on year (yoy) menjadi Rp 468,9 miliar, dengan margin laba bersih tetap berada di kisaran 1,7%.
Segmen bisnis voucher dan kartu perdana memberikan pendapatan Rp 21,9 triiliun atau naik 50% dibandingkan tahun 2015. Direktur Utama TELE Tan Lie Pin mengatakan, peningkatan pendapatan itu merupakan dampak dari pertumbuhan layanan data, karena ada pengembangan jaringan 4G oleh operator seluler sepanjang tahun lalu.
Sementara itu, mobile data diperkirakan tumbuh sekitar 30% sampai 40% pada tahun 2016 yang mendorong pembelian paket data operator, khususnya Telkomsel. Ia menyebutkan, pertumbuhan pendapatan dari segmen voucher juga merupakan hasil dari pengembangan jaringan distribusi baru yang dilakukan TELE dengan melibatkan mitra strategis seperti perbankan.
Sepanjang tahun lalu, TELE memang banyak melakukan ekspansi pengembangan jaringan distribusi modern bekerja sama dengan pihak perbankan, baik pembelian voucher melalui ATM maupun internet banking. "Dari pengembangan jaringan distribusi itu, kontribusi pendapatan segmen voucher terhadap pendapatan perseroan juga tumbuh," kata Tan Lie Pin, Minggu (2/4).
Sebagai perbandingan, pada tahun 2015, kontribusi dari segmen voucher hanya mencapai 66% terhadap pendapatan perseroan. Kini, kontribusinya meningkat menjadi 80%.
Di sisi lain, kontribusi pendapatan dari telepon seluler turun dari 34% di tahun 2015 menjadi 20% di tahun 2016. Pendapatan dari telepon selular juga ikut turun dari Rp 7,4 triliun di tahun 2015 menjadi Rp 5,4 triliun di tahun 2016. Hal ini disebabkan turunnya pasar ponsel pintar akibat persaingan yang ketat dengan merek lain dengan harga yang lebih murah.
Tahun ini, TELE masih optimistis pendapatan dari segmen telepon seluler akan pulih, terlebih karena perseroan sudah meneken kerja sama dnegan PT BB Merah Putih dalam mendistribusikan produk BlackBerry. Selain itu, jaringan retail Telesindo Shop dan Megafon, yang merupakan anak perusahaan TELE, dipercaya sebagai organized retailer untuk penjualan iPhone 7 pada tahun ini.
Narita Indrastiti
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News