Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) diproyeksi mencatat pertumbuhan kinerja pada 2025, didorong rencana pemangkasan suku bunga Bank Indonesia dan insentif sektor properti.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa prospek BSDE tahun ini tetap menarik, seiring dengan potensi pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI).
"Suku bunga yang lebih rendah akan mendorong pertumbuhan kredit, termasuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Hunian (KPH)," ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Kamis (13/3).
Baca Juga: Kinerja Kalbe Farma (KLBF) Positif, Cermati Rekomendasi Analis
Ia menambahkan, insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPNDTP) yang masih berlangsung juga menjadi katalis positif. BSDE juga memiliki cadangan lahan seluas 4.800 hektare yang mendukung ekspansi bisnis jangka panjang.
Namun, Nafan mengingatkan adanya risiko ketatnya likuiditas di sektor perbankan yang dapat memengaruhi penyaluran kredit properti. Oleh sebab itu, pemangkasan suku bunga diharapkan bisa menekan selisih (spread) antara suku bunga dan tingkat inflasi.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Arinda Izzaty, menilai ketatnya likuiditas menjadi tantangan bagi BSDE, terutama dalam pendanaan proyek dan daya beli konsumen.
Kendati demikian, Arinda optimistis BSDE mampu mencapai target dengan strategi pengembangan properti yang inovatif, diversifikasi produk, dan pemanfaatan insentif pemerintah. BSDE menargetkan prapenjualan sebesar Rp 10 triliun pada 2025, meningkat 7,8% dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: IHSG Rebound, Cek Proyeksi dan Saham Rekomendasi Analis untuk Rabu (6/11)
Insentif PPNDTP diperkirakan akan mendorong penjualan di segmen rumah tapak dan apartemen, termasuk proyek Grand Wisata, Apartemen Southgate, dan Aerium.
Akuisisi PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) pada tahun lalu juga diprediksi memperkuat portofolio BSDE melalui proyek Rancamaya, Royal Tajur, dan Harvest City yang berkontribusi sekitar 3% dari total prapenjualan.
Namun, analis Maybank Sekuritas Indonesia, Kevin Halim, memperkirakan tantangan likuiditas ketat akan membatasi pertumbuhan pra-penjualan di 2025. BSDE memperkirakan pertumbuhan pra-penjualan sebesar 3% secara tahunan, meskipun sektor residensial dan komersial diprediksi menurun.
Jika penjualan lahan kepada Joint Venture (JV) dikesampingkan, pra-penjualan BSDE diperkirakan menurun 6,5% secara tahunan.
Maybank memproyeksikan pendapatan BSDE pada 2024 mencapai Rp 12,88 triliun dengan laba bersih Rp 3,39 triliun. Namun, pada 2025 pendapatan diperkirakan turun menjadi Rp 11,38 triliun dengan laba bersih Rp 3,21 triliun.
Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya pendapatan properti dari Rp 11,09 triliun di 2024 menjadi Rp 9,5 triliun di 2025.
Baca Juga: BSDE Kantongi Laba Rp 2,7 Triliun di Kuartal III-2024, Cermati Rekomendasi Analis
Kevin menambahkan, BSDE mungkin mendapat kontribusi dari township baru hasil akuisisi SMDM, dengan kontribusi sekitar Rp 350 miliar atau 3,5% terhadap total pra-penjualan di 2025.
Namun, kontribusi ini diperkirakan terimbangi oleh proyek Zora yang tidak memberikan kontribusi karena telah mencapai tahap kematangan.
Analis BRI Danareksa Sekuritas, Ismail Fakhri Suweleh, menyatakan pencapaian prapenjualan BSDE di 2024 sebesar Rp 9,72 triliun, tumbuh 2% yoy, sejalan dengan target Rp 9,5 triliun.
Segmen perumahan tapak berkontribusi 56%, rumah toko 24%, kavling komersial 8%, apartemen 7%, dan penjualan.
Baca Juga: Laba Bumi Serpong Damai (BSDE) Naik 52,7% di Kuartal III-2024, Cek Rekomendasi Analis
Ismal merekomendasikan Buy untuk BSDE dengan target harga sebesar Rp 1.550 per saham. Kevin mempertahankan peringkat Buy untuk BSDE dengan target harga sebesar Rp 1.200 per saham.
Selain itu, Arinda juga menyarankan Buy untuk BSDE dengan target harga sebesar Rp 1.300 per saham. Sedangkan, Nafan menyarankan Accumulative Buy BSDE dengan target harga sebesar Rp 895 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News