kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Kinerja Belum Membaik, Cermati Prospek Emiten Sektor Kesehatan


Senin, 13 Maret 2023 / 19:32 WIB
Kinerja Belum Membaik, Cermati Prospek Emiten Sektor Kesehatan
RS Hermina PT Medikaloka Hermina Tbk HEAL. Kinerja Belum Membaik, Cermati Prospek Emiten Sektor Kesehatan.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Noverius Laoli

Sementara, Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro mengatakan penurunan laba bersih MEDS didorong turunnya penjualan perusahaan selama tahun 2022. Lantaran MEDS kehilangan sumber pendapatan terbesar yang di dapatkan selama covid dari produksi masker. 

"Kasus covid sudah mereda dan masuk masa transisi menuju normal, hingga sekarang sudah kembali normal di mana pemakaian masker sudah tidak diwajibkan lagi," jelasnya.

Nico mengatakan volume penjualan kurang lebih akan kembali ke level situasi sebelum covid di mana masker lebih dijadikan kebutuhan untuk peralatan medis.

Adapun, emiten sektor kesehatan lain di 2022 yang mengalami hal serupa yaitu SIDO yang mencatatkan penurunan laba bersih dibandingkan 2021.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguat pada Pekan Ini, Cermati Saham Rekomendasi Analis

Menurut Nico secara overall perubahan kinerja laba bersih sektor kesehatan menjadi yang paling terdampak seiring sudah tidak berlakunya pengetatan kebijakan akibat pandemi covid.

Disisi lain sejak kasus covid mulai melandai di tahun 2022 dan status PPKM sudah dicabut, mayoritas saham sektor kesehatan berada dalam tren penurunan.

Menurut Nico jika emiten di sektor kesehatan khususnya emiten Rumah Sakit ditopang oleh diversifikasi lini bisnis yang beragam maka diproyeksi tetap sanggup bertahan mencatatkan fundamental yang solid. 

Selain itu, faktor positif bagi sektor kesehatan diperkirakan berasal dari proyeksi lebih stabilnya nilai tukar Rupiah di tahun 2023 lantaran mayoritas bahan baku dari impor jadi akan mengurangi beban produksi emiten rumah sakit.

Baca Juga: Bank Rakyat Indonesia (BRI) Selesaikan Kredit Sindikasi US$ 312 Juta

"Saham emiten kesehatan big caps yang punya fundamental baik dan punya diversifikasi yang luas akan tetap bisa mendapatkan manfaat kenaikan harga saham walaupun sudah tidak ada lagi pandemi covid," tuturnya.

Nico merekomendasikan beli saham HEAL dengan target harga Rp 1.735 dan KLBF dengan target harga Rp 2.300. lantaran saham HEAL dan KLBF memiliki sinergi yang kuat dan mempunyai pangsa pasar yang besar .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×