kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kiat Jitu Mempersiapkan Dana Haji Lewat Reksadana


Sabtu, 18 Juni 2022 / 10:20 WIB
Kiat Jitu Mempersiapkan Dana Haji Lewat Reksadana
ILUSTRASI. Reksadana dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menyimpan dan mengembangkan pos dana haji


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Belum lama ini, isu mengenai masa tunggu antrian untuk jemaah haji di Indonesia yang sangat panjang ramai menjadi pembahasan publik. Maklum, rata-rata masa tunggu antrean keberangkatan haji di Indonesia saat ini adalah 48,5 tahun.

Adapun, masa tunggu paling singkat mencapai sembilan tahun yang berada di Kabupaten Maybrat, Papua Barat dan yang terpanjang 97 tahun yang ada di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Dalam menyiapkan ibadah haji, selain niat, kesiapan dana menjadi faktor paling penting, Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Dimas Ardhinugraha meyakini, persiapan keuangan sangat penting harus disediakan sedari awal. Pasalnya, untuk mendapatkan nomor antrian keberangkatan harus ada setoran awal yang harus dibayarkan.

Biaya haji regular yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tahun 2022 berkisar antara total Rp 35 juta hingga Rp 42 juta yang dibagi dalam dua termin pembayaran. Setoran pertama sebesar Rp 25 juta (untuk mendapatkan nomor antrian) dan setoran kedua atau pelunasan dari sisanya saat sudah mendapatkan kepastian keberangkatan.

Baca Juga: Obligasi Korporasi Bertenor Pendek Jadi Pilihan Menarik di Tengah Kenaikan Suku Bunga

Mengingat masa tunggu yang cukup lama, calon jemaah haji juga harus mempertimbangkan faktor inflasi.  Jelang keberangkatan, dana yang harus dilunasi mungkin sudah di atas Rp 10 juta. Dimas menyebut, inflasi harga bahan bakar pesawat, hotel, perbedaan kurs mata uang dolar AS maupun riyal Arab Saudi dan lain sebagainya akan ikut meningkatkan biaya haji.

Guna memudahkan mencapai tujuan dana haji sesuai waktu yang diharapkan dan jumlah yang dibutuhkan, maka calon jemaah haji harus mengisi pos dana haji secara disiplin dan rutin. Dia menyebut, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengatur ulang prioritas keuangan. Kedua, karena masa tunggu yang cukup panjang, jangan biarkan uang kita tidur di rekening tabungan dan tergerus inflasi.

“Reksadana dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menyimpan dan mengembangkan pos dana haji.  Calon jemaah haji bisa melakukan diversifikasi pada beragam jenis reksadana sesuai dengan profil risk masing-masing,” terang Dimas dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (17/6).

Ia bilang, jika waktu persiapan yang dimiliki cukup singkat, maka idealnya dana disimpan di instrumen dengan risiko yang relatif rendah, misalnya reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap. Namun, jika masih sangat panjang, misalnya di atas 10 tahun, maka memperbanyak porsi di reksadana saham bisa jadi pilihan.

Baca Juga: Imbal Hasil Reksadana Pasar Uang Bisa Capai 4% Jika BI Naikkan Suku Bunga

Dimas mencontohkan, reksadana saham syariah dapat dimanfaatkan untuk persiapan naik haji jangka panjang. Sebagai contoh, Manulife Syariah Sektoral Amanah (MSSA) merupakan reksadana yang dikelola sesuai prinsip syariah dan berinvestasi pada berbagai saham perusahaan-perusahaan di Indonesia. Reksadana MSSA mencatatkan kinerja 12,88% dalam setahun terakhir (per akhir Mei 2022).

Selain itu,  reksadana dengan risiko yang lebih rendah, seperti reksa dana Manulife Syariah Sukuk Indonesia (MSSI) juga bisa dijadikan pilihan. MSSI berinvestasi pada sukuk atau Surat Berharga Syariah tenor pendek sehingga menghasilkan karakter reksa dana yang lebih konservatif dibandingkan saham.  MSSI mencatatkan kinerja 4,48% YoY per akhir Mei 2022.

“Ibadah haji memerlukan kondisi fisik yang prima.  Persiapan keuangan yang baik memungkinkan kita berangkat selagi fisik masih sehat dan prima. Saat kita mendapatkan kesempatan berangkat yang lebih cepat dari waktu perkiraan, saat itu pula kita sudah memiliki dana untuk pelunasan biayanya,” tutup Dimas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×