Sumber: Bloomb | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Posisi rupiah kembali melemah pada transaksi pagi ini (21/11). Bahkan pelemahan rupiah mencapai level terlemah sejak Maret 2009 silam.
Seperti yang dikutip dari Bloomberg, pada pukul 09.09 wib, rupiah melemah 0,6% menjadi 11.724 per dollar AS. Pada transaksi sebelumnya, rupiah melemah ke level 11.733 per dollar AS, posisi terlemah sejak 31 Maret 2009.
Sementara, di pasar offshore, harga kontrak rupiah non deliverable forwards untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 0,6% menjadi 11.622 per dollar AS. Meski demikian, posisi rupiah di pasar NDF lebih perkasa 1% ketimbang posisi rupiah di pasar spot.
Dirilisnya rekaman hasil pertemuan the Federal Reserve mengenai stimulus memicu spekulasi bahwa bank sentral AS itu akan memangkas quantitative easing lebih cepat dari prediksi sevelumnya.
"Pelemahan rupiah merupakan reaksi dari rilis rekapan hasil pertemuan the Fed," jelas Suriyanto Chang, head of treasury PT Bank QNB Kesawan di Jakarta. Dia menjelaskan, kalimat 'dalam beberapa bulan ke depan' bisa berarti apa saja.
"Namun rupiah melemah karena investor cemas kalau-kalau (penghentian) stimulus dilakukan dalam waktu dekat," imbuhnya.
Sekadar informasi, pada rekapan hasil pertemuan the Fedeal Reserve pada pertemuan yang berlangsung 29-30 Oktober 2013 lalu, diketahui the Fed memberikan sinyal bahwa bank sentral akan mulai memangkas nilai pembelian obligasi dalam beberapa bulan ke depan.
"Para anggota the Fed secara umum memprediksi bahwa data ekonomi akan membaik secara konsisten seiring pulihnya pasar tenaga kerja dan mempertimbangkan untuk menurunkan nilai pembelian obligasi dalam beberapa bulan ke depan," demikian penjelasan the Fed dalam rekapan yang dirilis kemarin (20/11) di Washington.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News