kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penting! Lima isu yang harus disimak hari ini


Kamis, 21 November 2013 / 07:17 WIB
Penting! Lima isu yang harus disimak hari ini
ILUSTRASI. PT Multi Indocitra Tbk MICE produk peralatan perlengkapan anak dan bayi Pigeon Indonesia


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sejumlah isu hangat berikut ini penting untuk disimak sebelum melakukan transaksi:

- Rekapan hasil meeting the Fed sinyalkan tapering

The Federal Reserve merilis rekapan hasil pertemuan mereka yang berlangsung 29-30 Oktober 2013 lalu. Salah satu hasilnya adalah the Fed memberikan sinyal bahwa bank sentral akan mulai memangkas nilai pembelian obligasi senilai US$ 85 miliar per bulan dalam beberapa bulan ke depan.

"Para anggota the Fed secara umum memprediksi bahwa data ekonomi akan membaik secara konsisten seiring pulihnya pasar tenaga kerja dan mempertimbangkan untuk menurunkan nilai pembelian obligasi dalam beberapa bulan ke depan," demikian penjelasan the Fed dalam rekapan yang dirilis kemarin (20/11) di Washington.

FOMC tengah mempertimbangkan bagaimana dan kapan pengurangan stimulus dilakukan tanpa memicu kenaikan suku bunga acuan yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi AS dan menghambat pulihnya pasar tenaga kerja.

- Kupon SUN dollar 2,5%-3,5%

Untuk pertama kalinya, pemerintah akan menggelar lelang surat utang negara (SUN) dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di pasar domestik, Senin (25/11). Target indikatif lelang ini US$ 450 juta.

Instrumen yang akan dilelang adalah seri USDFR001 bertenor 3,5 tahun dan akan jatuh tempo 15 Mei 2017. Ini merupakan instrumen berbunga tetap dengan pembayaran bunga setiap enam bulan pada 15 Mei dan 15 November.

Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan mengatakan, penjualan SUN akan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia. "Lelang akan dibuka pada Senin, 25 November pukul 09.00 dan ditutup pukul 11.00, dan hasil lelang akan diumumkan pada hari yang sama," kata Robert, Rabu (20/11).

SUN valas di pasar domestik ini hanya dapat dibeli oleh investor residen atau domestik yang telah teregistrasi dalam daftar investor. Agung Galih, Kepala Sub Direktorat Pengelolaan Portofolio SUN menuturkan, investor yang terdaftar mencapai 81 investor. Total investor tersebut terdiri dari 32 investor perbankan, 12 investor individu, 16 investor asuransi, 10 investor reksadana, dua investor dana pensiun, empat investor sekuritas, empat investor perusahaan, dan satu investor lainnya. "Tapi belum tentu semua ikut lelang," kata Agung. Agung mengatakan, penetapan kupon akan dilakukan setelah lelang.

I Made Adi Saputra, analis NC Securities memperkirakan, kupon SUN valas domestik akan berada di kisaran 3,25% hingga 3,5%. Kisaran tersebut sudah mempertimbangkan faktor pajak final sebesar 15% untuk investor residen non bank. "Kalau dibandingkan dengan imbal hasil dari obligasi global RI0017 yang saat ini di kisaran 2,75%, maka saya perkirakan kupon SUN valas domestik akan berkisar 3,25%-3,5%," kata Made.

Kupon tersebut cukup menarik bagi investor domestik lantaran lebih tinggi ketimbang instrumen lain yang sejenis. Misalnya, kata Made, rata-rata bunga deposito dollar AS bertenor 12 bulan saat ini hanya berada di kisaran 1,08%.

- Posisi rupiah

Kurs rupiah melemah lagi. Di pasar spot, Rabu (20/11), pairing USD/IDR naik 0,52% menjadi 11.660 dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Kurs tengah dollar AS di Bank Indonesia (BI) juga naik 0,51% menjadi 11.658.

Analis Monex Investindo Futures, Albertus Christian mengatakan, kecemasan pelaku pasar terhadap percepatan pengurangan stimulus moneter oleh The Fed, membuat rupiah keok. Padahal, pasar berharap, pemangkasan stimulus dilakukan tahun depan.  Selain itu, penguatan dollar AS juga tidak lepas dari data-data ekonomi AS yang positif dalam beberapa  bulan terakhir.  

- Posisi IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah cukup dalam. Kemarin (20/11), IHSG turun 1,08% ke 4.350,79. Begitu juga, indeks MSCI Asia Pasific yang turun 0,5% ke level 142,14.

Analis Trust Securities Yusuf Nugraha bilang, pelemahan IHSG dan bursa Asia karena sentimen negatif dari rilis Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi 2,7% pada 2013 dan 3,6% di 2014.

- Posisi wall street

Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS ditutup di zona merah pada transaksi semalam (20/11). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,4% menjadi 1.781,37. Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,4% menjadi 15.900,82 meski sempat menembus level 16.000 selama tiga hari berturut-turut.

Salah satu faktor yang menjadi sentimen negatif bursa adalah dirilisnya rekapan hasil pertemuan the Fedeal Reserve pada pertemuan yang berlangsung 29-30 Oktober 2013 lalu. Salah satu hasilnya adalah the Fed memberikan sinyal bahwa bank sentral akan mulai memangkas nilai pembelian obligasi dalam beberapa bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×