kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.684.000   -8.000   -0,47%
  • USD/IDR 16.402   2,00   0,01%
  • IDX 6.646   113,79   1,74%
  • KOMPAS100 990   21,69   2,24%
  • LQ45 776   14,22   1,87%
  • ISSI 203   3,92   1,97%
  • IDX30 401   6,72   1,70%
  • IDXHIDIV20 483   8,87   1,87%
  • IDX80 112   2,06   1,87%
  • IDXV30 117   1,19   1,03%
  • IDXQ30 133   2,24   1,72%

Ketidakpastian Global Tekan Dana Kelolaan Industri Reksadana di Januari 2025


Rabu, 12 Februari 2025 / 19:01 WIB
Ketidakpastian Global Tekan Dana Kelolaan Industri Reksadana di Januari 2025
ILUSTRASI. Dana kelolaan industri reksadana tertekan ketidakpastian global di Januari 2025 sementara obligasi atau surat utang diproyeksi tampil lebih baik.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan industri reksadana tertekan ketidakpastian global di Januari 2025. Dalam kondisi ini, kelas aset obligasi atau surat utang diproyeksi tampil lebih baik.

Berdasarkan laman website Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan industri reksadana sebesar Rp 500,90 triliun dengan Unit Penyertaan (UP) 390,45 miliar per Januari 2025.

Jumlah dana kelolaan reksadana tercatat turun dibandingkan posisi Desember 2024 sebesar Rp 502,92 triliun dengan unit penyertaan sekitar 392,63 miliar.

Baca Juga: Ekonomi Global Pulih, Dana Kelolaan Reksadana Diharapkan Meningkat

Dari total tersebut, Reksadana Pasar Uang mencatatkan arus keluar paling deras sekitar Rp 3,21 triliun menjadi Rp 87,29 triliun. Reksadana Saham mencatatkan penurunan sekitar Rp 1,21 triliun menjadi Rp 75,35 triliun. 

Sementara itu, dana kelolaan Reksadana Pendapatan Tetap bertambah Rp 2,18 triliun menjadi Rp 148,615 triliun per Januari 2025.

Chief Executive Officer (CEO) STAR AM, Hanif Mantiq, mengatakan bahwa penurunan dana kelolaan industri reksadana di awal tahun ini karena masih tingginya ketidakpastian global. 

Salah satunya terkait dengan kebijakan tarif Trump dan juga pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,03% pada 2024 berada di bawah ekspektasi.

‘’Kondisi tersebut mengakibatkan investor beralih ke instrumen investasi yang lebih risk-off seperti emas, yang tercermin dari penurunan jumlah Unit Penyertaan sebesar -0,36% dari 417,48 miliar ke 415,98 miliar di Januari,’’ jelas Hanif kepada Kontan.co.id, Rabu (12/2).

Baca Juga: Investor Institusi dan Dapen Tinggalkan Pasar Saham, IHSG Tak Bertenaga

Sejak resmi dilantik pada 20 Januari 2025, Presiden AS, Donald Trump telah menggemparkan pasar keuangan melalui serangkaian kebijakannya. Salah satu kebijakan yang paling disorot adalah dikereknya tarif impor untuk produk Kanada, Meksiko dan China.

Menurut Hanif, ketidakpastian yang menyelimuti pasar modal telah mengurangi minat investasi Reksadana di jenis saham maupun pasar uang. Sementara itu, kelas Reksadana Pendapatan Tetap masih diminati karena prospek pasar obligasi yang menarik.

Berkaca dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih belum optimal dan inflasi rendah yakni 0.76% YoY per Januari 2025, semakin memperbesar peluang Bank Indonesia (BI) untuk kembali memangkas suku bunga.

Hal tersebut membuat obligasi menjadi lebih atraktif, sehingga Reksadana Pendapatan Tetap memiliki peluang besar untuk terus tumbuh di era ini. ‘’Surat utang tampaknya masih lebih atraktif kinerjanya dibandingkan dengan pasar saham yang volatil,’’ ujar Hanif.

Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Turun di Januari 2025, Terdampak Kebijakan Tarif Trump

Dia memproyeksi, dana kelolaan industri reksadana kemungkinan masih akan tertekan tahun ini dengan kondisi ketidakpastian global yang masih tinggi. Tentunya faktor kondisi ekonomi dan geopolitik di global maupun domestik, serta peraturan terkait dengan industri reksadana akan memengaruhi dana kelolaan.

Di tahun 2025, STAR AM telah menetapkan target peningkatan dana kelolaan reksadana setidaknya 30% daripada tahun lalu. Selama 2024, STAR AM mencatatkan total dana kelolaan alias Asset Under Management (AUM) sebesar Rp 20,2 triliun.

Kata Hanif, STAR AM akan menerapkan beberapa strategi pemasaran yang lebih mengedepankan kepentingan dan kemudahan bagi nasabah untuk mencapai target.

Di antaranya penambahan variasi produk reksadana, penambahan share class pada produk eksisting serta pengembangan pemasaran digital yang memudahkan nasabah berinteraksi, melakukan pembukaan rekening dan bertransaksi.

‘’Selain tetap berfokus pada pengelolaan portofolio yang optimal agar dapat memberikan imbal hasil produk yang kompetitif di pasaran,’’ pungkasnya.

Selanjutnya: Dinilai Berkontribusi dalam Pertumbuhan Eksosistem e-Commerce di Indonesia

Menarik Dibaca: Cuaca Berawan Selimuti Kota Jogja Besok, Hujan Hanya Sore Hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×