Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pulihnya ekonomi global dapat mendorong pertumbuhan dana kelolaan industri reksadana di tahun 2025. Reksadana kelas aset saham dan pendapatan tetap kemungkinan mencatatkan pertumbuhan signifikan di tengah membaiknya kondisi perekonomian.
CEO Pinnacle Investment Indonesia, Guntur Putra, memandang bahwa prospek reksadana masih cukup menarik di tahun 2025. Industri reksadana akan didukung faktor-faktor seperti pemulihan pasar saham dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil.
Meskipun dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) industri reksadana cenderung mengalami penurunan, tetapi masih ada peluang bagi AUM untuk naik di 2025. Pemulihan ekonomi Indonesia dan global dapat meningkatkan optimisme pasar, dan akhirnya investor kembali tertarik pada reksadana.
Baca Juga: Dana Kelolaan Reksadana Turun di Januari 2025, Terdampak Kebijakan Tarif Trump
‘’Penurunan tingkat suku bunga juga menjadi katalis positif. Jika the Fed maupun Bank Indonesia atau bank sentral di negara lain menurunkan suku bunga, maka reksadana yang lebih berisiko bisa menjadi alternatif yang lebih menarik bagi investor,’’ ungkap Guntur kepada Kontan.co.id, Senin (10/2).
Guntur menambahkan, kebijakan pemerintah atau regulasi yang mendukung pengembangan pasar modal dan instrumen investasi juga berpotensi mengangkat kinerja reksadana. Misalnya seperti insentif pajak atau pengaturan yang lebih ramah investor.
Terlebih lagi, literasi keuangan salah satunya terkait investasi reksadana di masyarakat terus meningkat. Investor yang lebih sadar akan pentingnya investasi jangka panjang akan terus mendorong pertumbuhan industri reksadana.
Menurut Guntur, reksadana pasar uang masih akan menjadi pilihan utama bagi investor yang lebih mengutamakan keamanan dan likuiditas. Namun, seiring dengan stabilnya ekonomi, pertumbuhan yang signifikan bisa terjadi pada reksadana saham.
Baca Juga: Dana Kelolaan (AUM) STAR Asset Management Capai Rp 20,2 Triliun pada 2024
Kelas aset saham didukung pada sektor-sektor yang menunjukkan fundamental yang kuat, terutama dengan valuasi yang jauh lebih rendah pada saat ini, jika dibandingkan dengan sepanjang tahun lalu. Sebagai contoh, saham perbankan cenderung lebih resilien, dan juga sektor teknologi, healthcare, dan infrastruktur.
Pinnacle Investment memprediksi bahwa pasar saham akan menunjukkan potensi pertumbuhan di 2025, terutama jika ada pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan sektor-sektor strategis.
Di pasar surat utang, obligasi kemungkinan akan tetap stabil, dengan prospek imbal hasil yang lebih menarik seiring dengan penurunan suku bunga jangka panjang. Sementara itu, pasar uang masih akan menjadi pilihan aman, dengan pengaruh dari suku bunga yang tetap menarik bagi investor yang konservatif.
Sementara itu, Guntur melihat, penurunan dana kelolaan di tahun lalu sebenarnya juga tidak terlalu signifikan. Beberapa faktor yang memengaruhi yakni net redemption maupun dari pergerakan underlying asset di dalam reksadana.
Baca Juga: Manajer Investasi Lokal Jadi Raja Pengelola Reksadana
Di samping itu, ketidakpastian ekonomi global maupun domestik seperti adanya ketegangan geopolitik telah berdampak pada dana kelolaan reksadana. Inflasi global dan kebijakan moneter seperti kebijakan suku bunga tinggi oleh Bank Sentral AS juga memengaruhi daya tarik investasi di reksadana.
Kinerja pasar keuangan seperti saham Indonesia dan global yang mengalami fluktuasi turut berdampak pada nilai AUM reksadana. Faktor lainnya adalah perubahan preferensi investor, dimana investor yang sebelumnya memilih reksadana mungkin beralih ke produk lainnya di luar pasar modal.
Adapun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan industri reksadana sebesar Rp 500,42 triliun dengan Unit Penyertaan (UP) 390,45 miliar per Januari 2025.
Jumlah dana kelolaan reksadana tercatat turun dibandingkan posisi Desember 2024 sebesar Rp 502.92 triliun dengan unit penyertaan sekitar 392.63 miliar
Selanjutnya: DPR Tunda Pembahasan Pemangkasan Anggaran Kementerian/Lembaga, Ini Respon Menteri PU
Menarik Dibaca: Finansial Gen Z Rentan Masalah Keuangan, Ini Solusi Meningkatkan Literasi!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News