Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pertemuan Federal Open Market Commitee (FOMC) dan menteri-menteri keuangan Eropa terkait penyelesaian utang Yunani menjadi fokus utama perhatian pasar. Ini menyebabkan nilai tukar rupiah tergelincir.
Di pasar spot, Selasa (16/6) nilai tukar rupiah terhadap USD turun 0,16% ke level Rp 13.348 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sedangkan di kurs tengah Bank Indonesia, nilai rupiah bergerak stagnan atau masih di level yang sama dengan hari sebelumnya yakni Rp 13.333 per dollar AS.
David Sumual, Ekonom Bank BCA. “Faktor eksternal dominan terhadap pelemahan rupiah Selasa (16/6) dan Rabu (17/6),” paparnya.
Selain tekanan dari pertemuan FOMC, rupiah juga akan tertekan ketidakpastian permasalahan Yunani dan Eropa. Pasar masih melakukan antisipasi sembari menanti pertemuan para menteri keuangan Eropa pada Kamis (18/6) mendatang.
“Investor akan beralih ke safe haven dalam beberapa hari mendatang karena banyak ketidakpastian di pasar menyangkut pertemuan The Fed dan Euro Group Zone,” jelas David.
Menurut David, kejelasan arah pergerakan rupiah baru akan terjadi pada Kamis (18/6). Ini setelah The Fed memberikan pernyataan hasil dari pertemuan FOMC, menteri-menteri keuangan Zona Eropa memberikan kepastian dana talangan bagi Yunani dan Bank Indonesia merilis BI Rate.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News