kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.464   36,00   0,23%
  • IDX 7.733   -1,62   -0,02%
  • KOMPAS100 1.201   -1,24   -0,10%
  • LQ45 958   -0,61   -0,06%
  • ISSI 232   -0,39   -0,17%
  • IDX30 492   -0,05   -0,01%
  • IDXHIDIV20 592   0,75   0,13%
  • IDX80 137   -0,03   -0,02%
  • IDXV30 143   0,28   0,20%
  • IDXQ30 164   -0,01   -0,01%

Ketidakpastian Ekonomi Global Masih Tinggi, Cermati Saham Pilihan Analis


Senin, 19 Februari 2024 / 20:22 WIB
Ketidakpastian Ekonomi Global Masih Tinggi, Cermati Saham Pilihan Analis
Papan elektronik menunjukan pergerakan harga saham usai pembukaan perdana perdagangan saham tahun 2024 di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (2/1). Ketidakpastian Ekonomi Global Masih Tinggi, Cermati Saham Pilihan Analis.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Meski begitu, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menyarankan untuk tetap waspada terhadap saham-saham komoditas tambang & energi. Terutama pada emiten yang berfundamental lemah serta punya eksposur tinggi terhadap volatilitas harga komoditas.

Sukarno lantas menyoroti situasi ini justru berpotensi mengembuskan angin segar pada emiten yang fokus ke pasar domestik seperti consumer goods. Kemudian, emiten yang bakal terpapar katalis positif saat terjadi penurunan harga komoditas atau bahan baku, seperti di sektor kesehatan.

Head of Research & Fund Manager Syailendra Capital Rizki Jauhari menambahkan, umumnya karakteristik bisnis para emiten di Bursa Efek Indonesia memiliki kecenderungan di pasar domestik. Sehingga, dalam situasi ini penting untuk menilik lebih dalam mengenai ketahanan daya beli di dalam negeri.

Baca Juga: Potensi Pilpres Satu Putaran dari Hasil Quick Count, Intip Proyeksi IHSG Hari Ini

Di sisi yang lain, Rizki memandang resesi global yang diikuti penurunan inflasi semestinya meningkatkan probabilitas bank sentral untuk memangkas tingkat suku bunga.

Hal ini dapat membawa katalis positif terhadap saham emiten yang sensitif terhadap penurunan tingkat suku bunga seperti properti, teknologi, perbankan, menara telekomunikasi, dan jalan tol.

Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada sepakat dengan dibayangi potensi resesi, bank sentral dapat menurunkan suku bunganya.

Dengan begitu, ekspansi kredit bisa melaju dan kelangsungan dunia usaha dapat terjaga. Sehingga bisa membawa katalis positif bagi sektor perbankan, consumer, manufaktur dan properti.

Baca Juga: Dana Asing Masuk ke Pasar Modal Jelang Pemilu, Intip Rekomendasi Saham Berikut

Dengan sentimen resesi dan perlambatan ekonomi global saat ini, Reza menyarankan untuk mewaspadai saham tambang energi dan mineral seperti PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

Jika resesi di sejumlah negara bisa membuat harga komoditas melandai, maka emiten yang diuntungkan dari penurunan harga bahan baku lebih menarik dilirik. Reza menyodorkan saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

 

Sedangkan Sukarno memilah saham dari sektor defensif serta emiten berfundamental kuat dengan potensi pertumbuhan stabil. Sukarno menjagokan saham ICBP, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan big bank PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

[X]
×