kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketegangan Rusia dan Ukraina Membawa Bitcoin ke Zona Hijau


Senin, 07 Februari 2022 / 18:44 WIB
Ketegangan Rusia dan Ukraina Membawa Bitcoin ke Zona Hijau
ILUSTRASI. Bitcoin, Ethereum dan aset kripto berkapitalisasi besar lainnya berada di zona hijau.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin, Ethereum dan aset kripto berkapitalisasi besar lainnya berada di zona hijau dalam perdagangan hari ini, Senin (7/2). 

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 18.00 WIB, Bitcoin terpantau menguat 2,40% ke level US$ 42.586,59 per BTC. Sementara Ethereum (ETH) juga naik 2,16% ke US$ 3.073,45 per ETH . Selain itu, Binance Coin (BNB) dan Cardano (ADA) juga sama-sama menguat 2,02% dan 5,18% menjadi masing-masing US$ 425,61 per BNB dan US$ 1,18 per ADA.

CEO Litedex Protocol Andrew Suhalim mengatakan, kenaikan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya tidak terlepas dari isu ketegangan geopolitik di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina, yang menyeret Amerika Serikat (AS) dan Eropa. 

Baca Juga: Harga Bitcoin Terus Reli Sejak 24 Januari, Bisa Tembus US$ 50.000?

Dalam pernyataannya terbarunya, Presiden AS Joe Biden mendeklarasikan persatuan total di antara kekuatan Barat untuk melawan Rusia menyerang Ukraina. Pentagon bahkan menyiagakan 8.500 tentara untuk bergabung dengan NATO di Laut Hitam menghalau Rusia

“Konflik yang terus memanas antara Rusia dan Ukraina akan berdampak terhadap menguatnya Bitcoin karena negara yang berkonflik merupakan negara penghasil tambang bitcoin terbesar di dunia,” kata Andrew dalam riset hariannya.

Ia bilang, hal tersebut tercermin dari segi teknikal, di mana Bitcoin terus memantul dan tembus di level kisaran US$ 42.000. Dari sisi kapitalisasi pasar, Bitcoin pun sudah nyaris menyentuh US$ 810 miliar.

Baca Juga: Harga Shiba Inu Melompat Tinggi 24%, Pimpin Kenaikan Pasar Kripto

Namun, aset kripto masih dibayangi sentimen negatif lainnya sehingga masih cenderung berfluktuasi, mencerminkan ketidakpastian di antara investor. Andrew menyebut, banyak di antara mereka biasanya beralih ke aset yang kurang stabil selama fase awal siklus pengetatan kenaikan suku bunga bank sentral beberapa negara maju, utamanya Amerika Serikat (AS).

“Kemudian, ancaman kenaikan inflasi dapat memaksa bank sentral untuk menguras likuiditas dari pasar keuangan, yang telah mendukung kenaikan saham dan kripto selama setahun terakhir,” tutupnya.

Baca Juga: Ikuti Tren di Wall Street, Bitcoin Menyentuh Titik Tertingginya dalam Dua Pekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×