kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kerugian akibat investasi bodong mencapai Rp 117 triliun dalam 10 tahun terakhir


Selasa, 09 November 2021 / 09:34 WIB
Kerugian akibat investasi bodong mencapai Rp 117 triliun dalam 10 tahun terakhir
ILUSTRASI. Praktik-praktik investasi bodong merugikan masyarakat Indonesia hingga Rp 117,4 triliun dalam 10 tahun terakhir.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat literasi keuangan di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang belum selesai. Menurut Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih berada di bawah 40%.

Rendahnya literasi keuangan dapat menyebabkan berbagai kerugian finansial. Salah satunya menjadi pintu masuk bagi para pelaku investasi ilegal atau investasi bodong.

Sekretaris Satgas Waspada Investasi OJK, Irhamsah memaparkan, praktik-praktik investasi bodong telah merugikan masyarakat Indonesia hingga Rp 117,4 triliun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Karenanya, upaya edukasi dapat menjadi strategi preventif agar masyarakat tidak mudah terjerat modus-modus investasi bodong.

"Modus investasi bodong menjanjikan keuntungan tidak wajar dalam waktu singkat, mengiming-imingi bonus untuk merekrut peserta, meniru atau mengatasnamakan penyedia layanan resmi untuk mengelabui masyarakat, serta menyediakan klaim tanpa risiko,” ungkap Irhamsah dalam siaran pers, Selasa (9/11).

Baca Juga: Korban penipuan cryptocurrency Rp 2,5 miliar melapor ke Polda Metro Jaya

Selain itu, ia menyarankan masyarakat juga harus cermat dalam memastikan kredibilitas dan legalitas dari penyedia layanan investasi yang ditawarkan. Sebab, acap kali penyedia layanan ilegal menggunakan tokoh masyarakat sebagai bagian promosi.

Dari sisi industri, Lead PR & Communication Bibit.id, William menyampaikan bahwa meskipun regulator sepenuhnya mendukung terciptanya ekosistem ekonomi digital yang bertanggung jawab, bukan berarti para penyedia layanan atau perusahaan dapat berdiam diri saja. “Melalui berbagai program edukasi dan literasi, kami terus mengingatkan para pengguna dan masyarakat umum, terutama yang masih tergolong pemula dan belum sepenuhnya memahami seluk-beluk investasi," ujar William.

Baca Juga: Menangkis Pandemi Investasi Bodong

Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Gadjah Mada, John E. Junarsin menjelaskan, kesadaran untuk berinvestasi merupakan faktor yang penting agar masyarakat dapat memiliki masa depan keuangan yang lebih baik. Hanya saja, harapan dan fakta yang tengah terjadi di masyarakat masih berbanding terbalik.

Menurutnya, banyak yang memimpikan kebebasan finansial secepat mungkin, tetapi pada kenyataannya masih banyak yang menunda masa pensiun, bahkan tidak sedikit yang terpaksa kembali bekerja. "Salah satu penyebab terbesarnya adalah telat atau bahkan tidak pernah sama sekali menabung dan berinvestasi,” imbuh John.

Karenanya, mulai berinvestasi sejak dini sudah menjadi suatu hal yang krusial. Namun perlu disertai dengan pemahaman dan pertimbangan yang matang.

Baca Juga: Pinjol ilegal marak, ini 3 cara melaporkannya ke OJK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×