kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

Kerek Harga Jual dan Perkuat Ekspor, Analis Rekomendasi Beli Saham Sido Muncul (SIDO)


Kamis, 05 Desember 2024 / 19:42 WIB
Kerek Harga Jual dan Perkuat Ekspor, Analis Rekomendasi Beli Saham Sido Muncul (SIDO)
ILUSTRASI. Pabrik Sido Muncul


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) diproyeksi meningkat di tahun 2025. Rencana meningkatkan harga jual (ASP) serta penguatan pasar ekspor menjadi katalis positif bagi emiten produsen Tolak Angin tersebut.

Analis Panin Sekuritas Sarkia Adelia memandang, kinerja SIDO berpotensi terkerek di tahun depan sejalan dengan rencana menaikkan ASP produk unggulan yang akan berefek pada peningkatan margin.

Baca Juga: IHSG Dibuka Menguat Pada Kamis (5/12) Pagi, PTBA, SIDO, GOTO Jadi Top Gainers LQ45

Di samping itu, pertumbuhan positif bisnis ekspor SIDO diharapkan turut mendorong kinerja pada 2025.

Sarkia menjelaskan, peningkatan ASP produk unggulan Sido Muncul akan meningkatkan volume penjualan karena adanya last bite oleh distributor di kuartal terakhir tahun ini.

Distribusi produk kemungkinan bakal lebih cepat sebagai respons untuk mengamankan pasokan produk, sebelum harga produk dijual lebih tinggi pada awal tahun depan.

Fenomena La Nina yang menandakan dimulainya musim hujan diharapkan turut mendukung kinerja SIDO. Volume penjualan SIDO diperkirakan melonjak selama musim hujan terutama untuk produk herbal seperti Tolak Angin dan Susu Jahe seiring dengan penurunan sistem kekebalan tubuh masyarakat dan peningkatan serangan penyakit musiman yang sering terjadi.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Teknikal Saham BRMS, TAPG, SIDO Untuk Perdagangan Rabu (4/12)

‘’Kami melihat potensi fenomena La Nina yang kuat seperti di tahun 2021-2022 akan terjadi kembali di kuartal IV-2024 hingga kuartal I-2025. Hal tersebut menjadi katalis positif bagi kinerja perusahaan di kuartal berikutnya,’’ kata Sarkia dalam riset 22 November 2024.

Sarkia menerangkan, sebelumnya musim hujan diharapkan berdampak pada kinerja SIDO di kuartal ketiga 2024. Namun, musim hujan ternyata bergeser di akhir Oktober dibarengi dengan daya beli melemah, sehingga menyebabkan pendapatan SIDO turun kuartalan.

SIDO tercatat melaporkan pendapatan Rp 730 miliar di kuartal ketiga yang lebih rendah -13,4% qoq daripada kuartal kedua sebesar Rp 843 miliar. Semua segmen pendapatan pun terpantau turun dengan segmen Herbal paling tertekan, disusul segmen Farmasi dan segmen F&B.

Kendati demikian, total pendapatan SIDO pada Januari – September naik 11% yoy menjadi Rp 2,62 triliun yang ditopang oleh volume penjualan yang solid seiring dengan permintaan yang kuat pada pasar ekspor, serta penguatan saluran distribusi di pasar domestik.

Baca Juga: Pasar Ekspor Jadi Kunci Pertumbuhan Sido Muncul (SIDO)

Sarkia mengungkapkan bahwa manajemen SIDO menargetkan kontribusi pasar ekspor mencapai 15% terhadap total penjualan dalam 3-5 tahun ke depan, yang membidik pertumbuhan di sektor perkebunan Malaysia, serta kanal Horeka lewat minuman RTD utamanya yakni Kukubima.

Sedangkan, pertumbuhan di Filipina akan didorong oleh keberlanjutan partnership acara "Eat Bulaga" dan target foreign workers di negara tersebut.

 

SIDO juga melakukan ekspansi pasar ke negara[1]-negara baru diantaranya ke Vietnam dan Kamboja pada semester kedua 2024. Hal ini mencerminkan bahwa SIDO berada dalam posisi strategis untuk memanfaatkan permintaan pasar yang terus berkembang di Asia Tenggara dan Afrika.

Menurut Sarkia, SIDO juga berpotensi mencetak peningkatan margin di tahun 2025, melalui berbagai upaya yang akan dilakukan. Emiten farmasi ini akan memperbaiki alur distribusi melalui kerjasama dengan PT Atri Distribusindo, sehingga mempersingkat jalur distribusi ke Alfamart dan Indomaret.

Selain itu, normalisasi harga raw materials, khususnya gula, dapat menurunkan tekanan biaya pada segmen F&B SIDO. Serta, efisiensi biaya operasional diharapkan membantu margin kian positif.

Baca Juga: Sido Muncul (SIDO) Pacu Penjualan di Sisa Tahun

Analis Pilarmas Investindo Arinda Izzaty menilai, kenaikan harga produk andalan seperti Tolak Angin tentunya dapat membantu meningkatkan pendapatan SIDO di tengah tekanan biaya bahan baku. La Nina yang meningkatkan curah hujan juga dapat mempertebal pendapatan produk kesehatan khususnya dari Tolak Angin dan suplemen lainnnya.

‘’Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mendorong permintaan produk herbal. SIDO memiliki posisi strategis untuk menangkap peluang ini,’’ jelas Arinda kepada Kontan.co.id, Kamis (5/12).

Namun, Arinda mengingatkan bahwa strategi meningkatkan ASP akan tergantung pada strategi pemasaran SIDO. Sebab, penyesuaian harga bisa saja memicu penurunan volume penjualan akibat perubahan harga, khususnya pada segmen konsumen berpenghasilan menengah ke bawah.

Tingginya curah hujan juga bisa menghambat pasokan bahan baku seperti empon-empon yakni sejenis tanaman herbal, sehingga penting bagi perusahaan untuk menerapkan manajemen stok yang efektif.

Penurunan daya beli masyarakat turut menjadi tantangan, terutama karena produk SIDO sebagian besar merupakan barang konsumsi yang tidak bersifat kebutuhan pokok. Meski begitu, pemulihan ekonomi di tahun depan diharapkan dapat meningkatkan daya beli, terutama jika inflasi tetap terkendali dan pertumbuhan ekonomi meningkat.

‘’Apalagi dengan harga yang masih bersaing dan merk yang sudah melekat di masyarakat, produk SIDO tetap menjadi salah satu pilihan, meskipun daya beli mengalami pelemahan,’’ tutur Arinda.

Arinda menambahkan, perluasan pasar ekspor SIDO ke wilayah Asia dan Timur Tengah  juga perlu diapresasi sebagai langkah mendukung diversifikasi pendapatan dan stabilitas bisnis perusahaan.

Adapun penjualan ekspor SIDO meningkat 75% YoY di per September 2024, berkontribusi sebesar 8% terhadap total penjualan perusahaan dibandingkan 6% pada 2023, dan 4% pada 2022.

Arinda menyarankan rekomendasi Buy dengan target harga Rp 725 per saham. Sedangkan, Sarkia merekomendasikan Buy untuk SIDO dengan target harga Rp 740 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×