kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kepemilikan SBN pada dana pensiun turun, asuransi naik tipis


Kamis, 29 Agustus 2019 / 21:20 WIB
Kepemilikan SBN pada dana pensiun turun, asuransi naik tipis


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di sepanjang Agustus, Institusi Keuangan Non Bank (IKNB) seperti dana pensiun, asuransi dan individual kompak mencatatkan pertumbuhan kepemilikan di Surat Berhara Negara (SBN). Hanya kepemilikan reksadana di SBN saja yang menurun.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan per Senin (26/8), kepemilikan asuransi di SBN tercatat naik Rp 73 miliar ke Rp 215,20 triliun sepanjang bulan Agustus. Berikutnya, kepemilikan dana pensiun di SBN juga meningkat sebesar Rp 4,34 triliun menjadi Rp 246,06 triliun.

Sementara, kepemilikan SBN oleh individu juga meningkat Rp 92 miliar menjadi Rp 76,06 triliun. Namun, kepemilikan reksadana di SBN berkurang Rp 1,96 triliun menjadi Rp 118,36 triliun.

Baca Juga: Suku Bunga Turun, Reksadana Bakal Kecipratan Untung premium

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, kepemilikan SBN oleh dana pensiun dan asuransi terus naik karena adanya aturan POJK No 1/POJK.5/2016 yang mewajibkan dana pensiun pemberi kerja harus menempatkan investasi ke SBN paling rendah 30%. Sedangkan, pelaku asuransi jiwa wajib menempatkan 30% dari dana investasi di SBN. Sementara, asuransi umum wajib 20% masuk ke investasi SBN.

"OJK cukup tegas memberi peringatan keras kalau ada institusi dana pensiun dan asuransi yang belum sampai 30% menempatkan investasinya di SBN," kata Ramdhan, Kamis (29/8).

Dengan adanya aturan tersebut, Ramdhan optimistis kepemilikan dana pensiun dan asuransi akan tetap tumbuh, meski dalam dua bulan ke belakang pasar obligasi domestik turut tertekan sentimen negatif perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Reksadana turun




TERBARU

[X]
×