kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kepemilikan bank di SUN melesat


Selasa, 21 Februari 2017 / 09:10 WIB
Kepemilikan bank di SUN melesat


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kepemilikan perbankan di Surat Utang Negara (SUN) melonjak tajam. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementrian Keuangan, kepemilikan perbankan di SUN melesat 49,08% menjadi Rp 411,33 triliun per 17 Februari 2017. Padahal di akhir tahun 2016, perbankan hanya memiliki SUN Rp 275,91 triliun saja.

Namun, kondisi ini berbanding terbalik dengan kepemilikan SUN oleh Bank Indonesia (BI), yang susut 75,02% dari Rp 134,25 triliun jadi Rp 33,53 triliun di 17 Februari lalu. (lihat tabel). Senior Research Analyst Pasar Dana Beben Feri Wibowo bilang, lonjakan pada kepemilikan bank di SUN karena kondisi likuiditas perbankan sedang longgar.

Maklumlah, di awal tahun ini, penyaluran kredit perbankan masih terhitung mini. Selain itu, masuknya dana repatriasi melalui amnesti pajak, khususnya melalui bank persepsi, kian menggelembungkan dana yang mengendap di perbankan. "Apalagi kondisi pasar di awal tahun ini memang cukup bagus, sehingga perbankan antusias untuk masuk ke pasar SUN," papar Beben, Senin (20/2).

Sementara, kepemilikan BI menyusut karena adanya kebijakan intervensi melalui SUN. Ketika pasar keuangan dalam negeri tertekan akibat sentimen global, BI dapat segera melepas kepemilikan SUN-nya.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Nicodimus Anggi Kristiantoro juga melihat adanya potensi terjadi transaksi repo antara perbankan dengan BI. Bank dapat membeli SUN dari BI dengan perjanjian otoritas moneter tersebut bisa kembali membeli SUN di waktu yang telah disepakati. "Tujuan perbankan membeli SUN dari BI supaya perbankan bisa meningkatkan kebutuhan likuiditas dengan tingkat bunga aman, karena adanya suatu perjanjian," terang Nico.

Ke depan, Nico meramal porsi perbankan di SUN masih bisa naik. Maklumlah, likuiditas perbankan diprediksi masih tetap tinggi hingga akhir tahun nanti.

Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama Wawan Hendrayana juga memprediksi kepemilikan bank di SUN akan terus naik. Apalagi di semester satu ini, pemerintah sedang rajin menerbitkan surat utang anyar.

Alhasil, bank sebagai salah satu institusi keuangan yang sumber dananya paling besar mampu menyerap SUN secara maksimal.

Pindah ke kredit

Namun hal berbeda diungkapkan I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income MNC Securities. Ia berpendapat kepemilikan bank di SUN justru akan cenderung turun. Pasalnya, bank lebih memilih memindahkan portofolionya ke dalam kredit.

Tapi dengan catatan, hal ini baru bisa terjadi jika perekonomian dalam negeri lebih baik dari tahun lalu. Bank lebih memilih menyalurkan kredit lantaran penyaluran kredit lebih menguntungkan ketimbang masuk ke SUN.

Sedikit menilik pasar SUN, seri SUN terfavorit masih dipegang seri FR0059. Beben memprediksi, yield SUN bertenor 10 tahun tersebut akan berkisar 7,12% sampai 8,42% tahun ini. Sementara, Wawan memprediksi yield FR0059 mencapai 7,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×