kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenaikan Harga Gas Alam Masih Berlanjut, Ini Pendorongnya


Senin, 10 Juni 2024 / 19:17 WIB
Kenaikan Harga Gas Alam Masih Berlanjut, Ini Pendorongnya
ILUSTRASI. Dalam sepekan harga gas alam naik 10,34% dan sebulan terakhir telah melesat 22,42%.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah volatilitas harga komoditas, harga gas alam langgeng mengalami kenaikan. Perang antara Rusia-Ukraina dan cuaca panas ekstrem mendorong kenaikannya.

Berdasarkan data Bloomberg, harga gas alam kontrak Juli 2024 menguat 4,21% ke US$ 3,04 per MMBtu pada Senin (10/6) pukul 17.10 WIB dari posisi akhir pekan lalu di US$ 2,92 per MMBtu. Dalam sepekan harga gas alam naik 10,34% dan sebulan terakhir telah melesat 22,42%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa Ukraina mendapatkan sinyal positif dari Amerika Serikat (AS) untuk menggunakan persenjataannya dalam perang melawan ke Rusia.

Hal tersebut menimbulkan ketakutan seandainya kilang gas alam di Rusia dibombardir. Akibatnya, membuat impor gas alam ke negara-negara Eropa mengalami permasalahan, mengingat 22 negara di Eropa ada ketergantungan terhadap gas alam dari Rusia.

"Ini yang mengakibatkan harga gas alam melonjak tinggi," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (10/6).

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik karena Harapan Permintaan Bahan Bakar Musim Panas

Selain itu, ekspektasi permintaan yang meningkat mengingat di AS gas alam mendapatkan subsidi dari pemerintah. Sehingga, dengan kondisi cuaca yang lebih panas dapat mendorong penggunaan pendingin.

Dus, tren kenaikan harga gas alam masih berlanjut. Ibrahim memproyeksikan harga gas alam berpotensi mencapai level US$ 3,6 per MMBtu.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengamini tren kenaikan harga gas alam berpotensi berlanjut. Namun, ini lebih disebabkan supply yang sudah memuncak dan mulai turun.

Baca Juga: Pemulihan Harga Masih Rentan, Berikut Rekomendasi Saham Emiten Sektor Migas

"Apabila tidak ada kenaikan pasokan, maka harga bisa kembali di atas US$ 3 per MMBtu, mengingat penurunan yang sangat besar tahun lalu disebabkan oleh pasokan yang berlebihan," katanya.

Walau demikian, kenaikan harganya tidak akan terlalu signifikan. Dia memperkirakan harganya ke US$ 3,3 per MMBtu-US$ 3,5 per MMBtu, mengingat posisi permintaan sekarang masih di bawah pasokan.

"Total supply sekitar 105 miliar kaki kubik dan demand 95 miliar kaki kubik," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×