kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.860   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.723   44,05   0,66%
  • KOMPAS100 968   3,45   0,36%
  • LQ45 754   3,69   0,49%
  • ISSI 213   0,95   0,45%
  • IDX30 391   1,55   0,40%
  • IDXHIDIV20 471   3,02   0,64%
  • IDX80 110   0,24   0,22%
  • IDXV30 115   -0,16   -0,14%
  • IDXQ30 128   0,78   0,61%

Kembali Melejit Usai Jatuh Ke Titik Terendah, Begini Kinerja Saham Unilever (UNVR)


Senin, 28 April 2025 / 20:49 WIB
Kembali Melejit Usai Jatuh Ke Titik Terendah, Begini Kinerja Saham Unilever (UNVR)
ILUSTRASI. harga saham UNVR yang sejak tahun 2019 mengalami tren penurunan, dari level Rp 8.000-an di 2020, hingga berkisar antara Rp 2.500–Rp 3.000 di awal 2024. Pada awal Maret 2025, saham UNVR bahkan sempat menyentuh di bawah Rp 1.000 per saham. KONTAN/Baihaki/28/7/2022


Reporter: Rashif Usman | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan penurunan kinerja pada kuartal I 2025, baik dari sisi penjualan maupun laba bersih. 

Berdasarkan laporan keterbukaan informasi yang dirilis Kamis (24/4), laba bersih UNVR turun 14,6% secara tahunan (yoy) di kuartal I 2025 dari Rp 1,44 triliun menjadi Rp 1,23 triliun. Meski turun, ternyata perolehan laba di kuartal I 2025 naik 244,7% dibandingkan kuartal IV 2024.

Dari sisi pendapatan, penjualan UNVR pada kuartal I-2025 tercatat sebesar Rp 9,46 triliun, melemah 6,09% dibandingkan Rp 10,07 triliun pada kuartal I-2024. Adapun secara kuartalan, penjualan perusahaan meningkat 22,6%.

Pengamat Pasar Modal sekaligus Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengatakan setelah UNVR merilis hasil kinerjanya di kuartal I-2025 pada Kamis (24/4), pergerakan harga sahamnya menanjak hingga 17,06% ke posisi Rp 1.750 per saham pada penutupan Jumat (25/4).

Teguh menjelaskan bahwa sejak 2019, Unilever Indonesia memang terus mengalami penurunan kinerja pendapatan dan laba bersih setiap tahunnya. Hal ini juga tercermin pada harga saham UNVR yang sejak tahun 2019 mengalami tren penurunan, dari level Rp 8.000-an di 2020, hingga berkisar antara Rp 2.500–Rp 3.000 di awal 2024. Pada awal Maret 2025, saham UNVR bahkan sempat menyentuh di bawah Rp 1.000 per saham.

Baca Juga: Anggarakan Capex 3% dari Penjualan, Unilever (UNVR) Genjot Kinerja 2025

Namun, sejak titik terendah tersebut, saham UNVR berhasil membalikkan arah dengan kenaikan signifikan hingga 75% dalam waktu kurang dari dua bulan, meski IHSG sendiri belum sepenuhnya pulih.

Teguh menilai ada beberapa faktor utama yang mendorong lonjakan harga saham UNVR. Yakni, meski kinerjanya terus melemah, valuasi saham UNVR sudah jatuh ke level yang sangat murah. 

Pada masa sebelum 2019, price earning ratio (PER) UNVR bisa mencapai 40–50 kali seiring dengan kinerja fundamental yang terus meningkat dengan Return on Equity (ROE) yang konsisten di kisaran 100%–140%.

"Memasuki tahun 2020, laba UNVR berbalik terus menurun tiap tahun. Sehingga investor tidak lagi menghargai sahamnya yang tinggi dan alhasil saham ini turun terus sampai mentok di level Rp 1.000," kata Teguh dalam laman resminya, Sabtu (26/4).

Pada harga Rp 1.000 per saham, PER UNVR berdasarkan laba Q1-2025 hanya tinggal sekitar 7,7 kali, jauh lebih rendah dibandingkan emiten konsumer lainnya yang berada di atas 15 kali. 

Dividend yield-nya pun mencapai 14%, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata dividen yield saham konsumer lain seperti Mayora Indah (MYOR), Sido Muncul (SIDO), dan Indofood CBP (ICBP) yang berada di kisaran 3%–6%.

Baca Juga: Laba Lampaui Ekspektasi, Ini Alasan Analis Masih Rekomendasi Jual Saham UNVR

Unilever bakal profit di tahun 2025?

Teguh juga menjelaskan bahwa pada Januari 2025 lalu, UNVR mendapat persetujuan dari para pemegang saham untuk melepas unit bisnis es krimnya. Aset tersebut akan dijual kepada pihak berelasi, yakni PT The Magnum Ice Cream Indonesia, anak usaha dari Unilever Plc, yang merupakan pemegang saham utama UNVR. 

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari restrukturisasi, di mana UNVR ke depan akan lebih fokus pada bisnis consumer goods di luar produk es krim.

Namun, yang menarik dari transaksi ini bukan sekadar pergeseran fokus bisnis. UNVR akan menjual unit usaha es krim tersebut yang dalam laporan keuangan per 30 September 2024 tercatat senilai Rp 386 miliar, dengan harga jual mencapai Rp 7 triliun secara tunai. Artinya, UNVR berpotensi mencatatkan laba besar dari transaksi ini ketika proses penjualan rampung.

"Ketika nanti transaksinya tuntas, kinerja laba bersih UNVR akan turun karena perusahaan tidak lagi memegang usaha es krimnya, tapi di sisi lain perusahaan akan terima keuntungan penjualan aset yang amat sangat besar atau laba bersihnya akan naik sangat tinggi," ujarnya.

Lebih dari itu, UNVR berencana membagikan seluruh laba bersihnya, termasuk laba dari penjualan aset es krim ini, dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham.

Sebagai ilustrasi, dengan asumsi laba bersih UNVR untuk tahun 2025 tanpa memperhitungkan penjualan aset berada di kisaran Rp 4,5 triliun dan ditambah keuntungan sekitar Rp 3,5 triliun dari penjualan unit es krim, maka total laba bersih UNVR berpotensi mencapai Rp 8 triliun.

Dengan jumlah saham beredar sekitar 38,2 miliar lembar, potensi dividen yang dibagikan bisa mencapai sekitar Rp 210 per saham. Maka, dengan harga saham UNVR saat ini di kisaran Rp 1.750, dividend yield yang dihasilkan mencapai sekitar 12%.

Baca Juga: Saham UNVR Kembali Masuk Indeks IDXHIDIV20 dengan Dividen Tertinggi

Di samping itu, Teguh juga mengatakan ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan terkait tren pergerakan saham UNVR ke depan.

Pertama, proyeksi dividen jumbo sebesar Rp 210 per saham kemungkinan baru akan dibayarkan pada tahun 2026, setelah transaksi penjualan aset es krim diselesaikan dan dibukukan. Dengan kata lain, dalam jangka pendek, sebelum ada realisasi pembayaran dividen tersebut, harga saham UNVR masih bisa saja bergerak turun, terutama jika sentimen pasar memburuk dan IHSG kembali melemah.

Kedua, valuasi UNVR saat ini sudah tidak semurah sebelumnya. Saat saham UNVR berada di level Rp 1.000, valuasinya memang sangat menarik. Namun dengan harga saham yang kini sudah naik ke Rp 1.750-an, PER (Price to Earnings Ratio) UNVR juga meningkat menjadi sekitar 13,5 kali. 

Ketiga, jika melihat kinerja operasional murni, laba bersih UNVR hingga kuartal I-2025 masih dalam tren penurunan. Ini mencerminkan bahwa secara bisnis inti, Unilever Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan kinerja. 

Dalam jangka panjang, potensi penurunan pendapatan dan laba masih membayangi, apalagi kontribusi laba dari unit usaha es krim mencapai sekitar 9% terhadap total laba UNVR. Yang lebih krusial, hasil penjualan aset es krim tersebut tidak akan digunakan untuk investasi ekspansi atau pengembangan bisnis baru, melainkan akan seluruhnya dibagikan sebagai dividen.

Teguh menyimpulkan, meski ada peluang UNVR melanjutkan kenaikan, misalnya jika pasar mulai memperhitungkan potensi lonjakan laba dan pembayaran dividen besar, ada pula kemungkinan bahwa ekspektasi tersebut sudah tercermin dalam harga saham saat ini (price in). Artinya, UNVR bisa saja mulai terkoreksi atau bergerak sideways.

 

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, Teguh melihat saham UNVR tidak akan lagi turun ke level Rp 1.000, bahkan jika IHSG kembali tertekan. Namun, di sisi lain, saham UNVR bisa langsung melejit ke Rp 2.500 juga tidak realistis, mengingat tantangan kinerja jangka panjangnya.

"Jika investor bisa masuk di rentang harga Rp 1.300 hingga Rp 1.400 per saham, maka terdapat potensi profit sekitar 50% dalam jangka menengah sampai akhir tahun dengan risiko yang terhitung terbatas," tutup Teguh.

Sementara itu, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo Indy Naila mengatakan kinerja keuangan UNVR usai melihat kuartal I-2025 menunjukkan pemulihan dari sisi profitabilitas. Terlihat ada efisiensi operasional dan UNVR mampu menjaga margin dengan baik, tercermin juga di kinerja harga saham yang memang mulai naik.

"Tetapi investor juga harus terus memonitor dari sisi prospek industri UNVR dan masih tingginya persaingan dengan peers," ucap Indy kepada Kontan, Senin (28/4).

Indy menilai ada sejumlah pendukung kinerja UNVR tahun ini, seperti inovasi produk dan juga daya beli masyarakat Indonesia yang masih kuat. Lalu juga aksi korporasi dari emiten bisa memperkuat minat investor kepada UNVR seperti pembagian dividen.

Ia menyarankan investor untuk hold saham UNVR di target harga Rp 1.800 per saham.

Selanjutnya: Efek Tarif Trump, Investasi US$ 250 Juta Berpotensi Mengalir Industri Tekstil

Menarik Dibaca: CLEO Genjot Daur Ulang Sampah Plastik Melalui Program Cleo Ecobin

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×