Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga Februari 2018, jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana secara keseluruhan telah mencapai Rp 472,86 triliun. Besar kemungkinan dana kelolaan reksadana mampu menembus Rp 500 triliun sebelum akhir tahun ini.
Berdasarkan data Infovesta, dana kelolaan seluruh jenis reksadana, kecuali reksadana penyertaan terbatas dan reksadana dollar AS, tumbuh 3,02% secara month on month (mom) pada Februari lalu.
Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana memprediksi, sebelum akhir tahun ini, dana kelolaan reksadana bisa menembus level Rp 500 triliun. Menurutnya, reksadana saham dan reksadana berbasis obligasi masih menjadi penyokong utama bagi pertumbuhan dana kelolaan reksadana secara keseluruhan.
Hal ini disebabkan, baik reksadana saham maupun reksadana berbasis obligasi, seperti pendapatan tetap dan terproteksi, sama-sama memiliki jumlah dana kelolaan yang besar. “AUM ketiga reksadana ini mencapai ratusan triliun,” ujar Wawan.
Per Februari 2018, dana kelolaan reksadana saham berjumlah Rp 143,87 triliun. Sementara, dana kelolaan reksadana terproteksi berjumlah Rp 110,97 triliun. Adapun dana kelolaan reksadana reksadana pendapatan tetap berjumlah Rp 106,08 triliun.
Wawan optimistis, saat pasar saham dan obligasi lepas dari berbagai sentimen negatif, dana kelolaan reksadana berbasis saham atau obligasi dapat tumbuh secara signifikan.
Selain itu, penyokong pertumbuhan dana kelolaan juga berasal dari reksadana pasar uang. Menurut Wawan, di tengah koreksi pasar saham dan obligasi, reksadana pasar uang muncul sebagai produk alternatif yang diminati banyak investor.
Alhasil, dana kelolaan reksadana tersebut mampu melesat hingga 10% dari Rp 60,12 triliun pada Januari menjadi Rp 66,17 triliun pada bulan Februari. “Reksadana pasar uang diuntungkan berkat profil risikonya yang rendah,” kata Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News