Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan harga emas global masih tertahan sentimen penguatan dollar AS. Sebelumnya, harga emas sempat bergerak naik karena adanya kekhawatiran inflasi dari lonjakan harga energi akibat krisis.
Mengutip Bloomberg, Kamis (7/10), harga emas kontrak Desember 2021 di Commodity Exchange, turun 0,06% ke US$ 1.760 per ons troi. Sementara dalam sepekan harga emas menguat 0,17%.
Dalam riset Monex, Kamis (7/10), memaparkan harga emas sempat kembali bergerak menguat karena pelaku pasar kembali menghindari aset berisiko dan mengoleksi emas sebagai aset safe haven. Faktor yang mempengaruhi adalah kekhawatiran lonjakan harga energi akibat krisis energi baru-baru ini berpotensi memicu inflasi dan menggagalkan pemulihan ekonomi global.
Baca Juga: Harga emas Antam naik Rp 1.000 menjadi Rp 918.000 per gram pada hari ini (7/10)
Selain itu, hubungan perdagangan AS-Tiongkok yang rapuh, serta krisis utang Evergrande Tiongkok dan kebutuhan atas plafon utang AS juga memicu aksi hindar aset berisiko.
Namun, penguatan harga emas masih terbatas, karena dollar AS kembali menguat mendekati puncak satu tahunnya. Dollar AS terus mendapat dukungan dari ekspektasi The Fed akan mulai mencabut stimulus besar era pandemi di November. "Penguatan dollar AS berpotensi menghambat kenaikan kenaikan harga komoditas berdenominasi dollar AS termasuk emas," kata analis dari Monex Investindo Futures.
Pasar mungkin juga mulai memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga di 2022 di tengah kekhawatiran kenaikan inflasi lebih cepat dari perkiraan. Spekulasi pengetatan lebih awal oleh The Fed diperkuat oleh laporan ADP yang optimis, ini menunjukkan bahwa pengusaha sektor swasta di AS menambahkan 568 ribu pekerjaan pada bulan September.
Selanjutnya: Harga emas naik tipis karena turunnya yield US Treasury, fokus ke data pekerjaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News