Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2022, pergerakan pasar kripto tampak kurang bergairah. Dari sisi harga, berbagai aset kripto terkoreksi secara year to date (ytd).
Merujuk Coinmarketcap, Bitcoin yang saat ini berada di level US$ 40.604,57 telah turun 14,9% secara ytd. Sementara Ethereum juga telah terkoreksi 25,70% pada periode yang sama dan saat ini berada di level US$ 2.804. Nasib aset kripto lain kurang lebih juga sama. Sepuluh kripto dengan kapitalisasi terbesar mencatatkan koreksi secara ytd.
COO Tokocrypto Teguh Kurniawan Hermanda tak menampik bahwa sejak akhir tahun 2021 hingga kuartal pertama 2022, pergerakan pasar kripto memang cenderung bearish. Dia menyebut, ini berdampak pada laju pertumbuhan investor dan transaksi kripto. Berkaca dari data Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), saat ini pertumbuhannya hanya sekitar 6%-8%.
Baca Juga: Pasar Kripto Konsolidasi, Frekuensi Trading Harian Masih Stabil
“Tapi, dengan adanya berbagai kebijakan dari luar dan dalam negeri, bukan tidak mungkin pada kuartal kedua dan ketiga bisa terjadi recovery cepat. Pertumbuhannya bisa saja mencapai double digit,” kata pria yang akrab disapa Manda ini kepada Kontan.co.id, Jumat (18/3).
Menurut dia, dari sentimen global, kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang mendukung industri kripto bisa jadi faktor positif. Sementara dari dalam negeri, momen peluncuran bursa kripto bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk masuk ke industri aset kripto.
Dengan adanya lembaga perantara pedagang dan Bappebti, maka akan membuat kepastian hukum lebih jelas, pengaturan perpajakan lebih mudah, serta adanya perlindungan konsumen. Namun, ia berharap, saat beroperasi nanti, bursa kripto harus benar-benar matang, baik dari sisi teknologi maupun dari sisi regulasi, serta menerapkan praktik terbaik yang berlaku secara global (international best practice).
Baca Juga: Aset Kripto Masih Konsolidasi, Stacking Kripto Jadi Cara Ampuh Cari Cuan
Manda meyakini, pada akhirnya, aset kripto akan semakin dapat dipercaya sebagai alat investasi jangka panjang, karena sudah terbangun ekosistem yang dapat memudahkan pengawasan dan perlindungan bagi nasabah.
“Peluncuran bursa kripto akan membuat jumlah investor aset kripto akan meningkat pesat. Tentu, pertumbuhan tersebut akan beriringan dengan peningkatan volume transaksi,” imbuhnya.
Berdasarkan data Bappebti per Februari 2022, Manda menyebut saat ini investor aset kripto di Indonesia yang sudah terdaftar mencapai 12,4 juta investor atau bertambah 532.102 tiap bulannya. Sementara, nilai transaksi aset kripto secara keseluruhan sudah mencapai Rp 83,8 triliun.
Sementara untuk Tokocrypto, Manda mengatakan pihaknya masih bisa mencatatkan pertumbuhan yang baik di kuartal I-2022 ini meskipun pasar kripto berada dalam kategori bearish. Dia menyebut, per tanggal 18 Maret 2022, total pengguna Tokocrypto mencapai lebih dari 2,5 juta.
Baca Juga: Menerka Arah Pasar Kripto Pasca Keputusan The Fed Menaikkan Suku Bunga
Sementara dari nilai transaksi atau rata-rata volume trading mingguan, sudah mencapai lebih dari US$ 300 juta-US$ 400 juta untuk bulan Februari. Trading volume tersebut naik 20%-30% dibanding periode yang sama pada tahun lalu.
Manda meyakini, kunci pertumbuhan tersebut tidak terlepas dari salah satu kampanye yang sudah dilakukan Tokocrypto. Misalnya, melalui program Perempuan #SiapLebih untuk meningkatkan jumlah investor perempuan.
“Kami melihat ini sebagai peluang karena perbandingan jumlah investor laki-laki (70%) dan perempuan (30%) di Tokocrypto. Berkat kampanye tersebut, jumlah investor perempuan alami kenaikan yang signifikan di platform kami,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News