kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.194   6,00   0,04%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Aset Kripto Masih Konsolidasi, Stacking Kripto Jadi Cara Ampuh Cari Cuan


Jumat, 18 Maret 2022 / 16:33 WIB
Aset Kripto Masih Konsolidasi, Stacking Kripto Jadi Cara Ampuh Cari Cuan
ILUSTRASI. Investor mengamati tabel perdagangan mata uang krypto di Jakarta, Senin (3/5).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan The Fed terkait suku bunga acuan telah menjadi perhatian pasar dalam beberapa waktu terakhir. Beberapa aset kelas investasi berada dalam tekanan sebelum adanya keputusan tersebut, apalagi ada sinyal The Fed akan bersikap agresif seiring inflasi di Amerika Serikat (AS) yang sudah tinggi.

Kendati begitu, ternyata The Fed hanya menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps, tidak seagresif perkiraan pasar. Hal ini menjadi katalis positif karena pasar tidak akan lagi berspekulasi dan sudah priced in.

CEO Triv Gabriel Rey meyakini sentimen soal suku bunga tidak akan lagi menjadi faktor penentu harga aset kripto ke depan. Hanya saja, ia melihat belum ada tanda-tanda aset kripto akan mengulang periode bull run, karena belum ada perubahan fundamental yang berarti. Artinya harga aset kripto akan cenderung bergerak pada rentangnya saat ini.

Baca Juga: Pasar Aset Kripto Belum Bullish, Staking Bisa Jadi Pilihan Investasi

“Di satu sisi, adanya kabar varian baru Covid-19 bisa jadi malah menjadi sentimen negatif. Pasalnya, ketika ditemukan varian delta maupun omicron, harga aset kripto turun cukup dalam,” kata Gabriel kepada Kontan.co.id, Jumat (18/3).

Oleh karena itu, ia menilai, cara terbaik untuk mengoptimalkan return dalam kondisi pasar yang cenderung flat adalah melalui stacking. Sederhananya, metode stacking mirip dengan deposito di mana investor mengunci kepemilikan tokennya dalam beberapa waktu dan mendapatkan imbal hasil.

Menurut Gabriel, cara ini memberi dua keuntungan bagi para investor. Ketika investor memutuskan untuk hold token mereka, misalnya ternyata harga token turun, ia masih tetap bisa mendapatkan keuntungan. Sementara jika harganya menguat, investor bisa menjualnya untuk mendapatkan cuan.

Baca Juga: Hedging ke Stablecoin Bisa Jadi Pilihan di Tengah Terpuruknya Berbagai Aset Kripto

Saat ini, beragam aset kripto sudah menawarkan fitur stacking lantaran secara konsep sudah beralih menjadi proof of stake. Gabriel membagi tips, jika ingin stacking yang menguntungkan, maka pilih sektor yang dinilai punya potensi menjanjikan di masa depan. Lalu, pilih koin yang merupakan leaders pada sektor tersebut.

“Misalnya di sektor NFT, saat ini Axie Infinity bisa jadi pilihan. Pada sektor NFT Gaming, Axie merupakan leaders seiring punya user terbesar dan dari sisi on chain metric juga jauh mengungguli koin sejenis,” imbuhnya.

Baca Juga: Aset Kripto GameFi Booming, Sebaiknya Pelajari Dahulu

Sektor lain yang bisa dijadikan pilihan adalah Decentralized Finance (DeFi) yang secara nilai use case-nya punya banyak manfaat untuk berbagai industri. Bahkan, koin seperti Ethereum jika di-stacking bisa memberikan imbalan 4-6%. 

Dia menyebut, stacking merupakan metode yang paling populer digunakan para investor global maupun di Indonesia untuk memaksimalkan keuntungan mereka, terlebih di tengah kondisi pasar yang seperti saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×