Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akhirnya menaikan suku bunga untuk pertama kali dalam lebih tiga tahun terakhir pada Kamis (17/3). Kenaikan bunga The Fed ini sempat mengkhawatirkan pasar kripto, namun ketika keluar justru disambut suka cita yang menguat.
The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 bps dan mengisyaratkan beberapa kenaikan lagi di tahun 2022. Kenaikan bunga The Fed tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, kenaikan suku bunga The Fed semula dipandang negatif oleh investor, namun, ternyata kini justru berbalik arah. Menurutnya, kenaikan suku bunga mungkin bukan lagi menjadi berita bearish untuk kripto dalam jangka panjang.
Investor dinilai tidak akan terkejut lagi dengan arah kebijakan moneter The Fed ke depan. Pasalnya, The Fed sudah membeberkan jumlah kenaikan bunga acuan yang akan dilakukan pada tahun ini.
“Market tampaknya telah menerima berita tersebut dengan tenang. Harga Bitcoin memang sempat turun sekitar 3% segera setelah berita tersebut keluar, tetapi dengan cepat pulih dan saat ini diperdagangkan masih di angka US$ 40.000,” kata Afid kepada Kontan.co.id, Jumat (18/3).
Baca Juga: Level Konsolidasi Menyempit, Simak Potensi Arah Bitcoin ke Depan
Kemudian, respons pasar yang tenang terhadap kenaikan suku bunga, mungkin menunjukkan bahwa keputusan The Fed tidak terbukti menjadi pendorong utama pergerakan kripto saat ini. Apalagi, kini sudah banyak investor institusi, baik perusahaan dan pemerintah yang masuk dalam industri aset kripto, sehingga membuat market memiliki pondasi yang lebih kuat.
Menurutnya, ini juga bentuk respons investor terhadap kebijakan Presiden AS, Joe Biden yang 'ramah' terhadap kripto. Seperti yang diketahui AS merupakan basis pelaku pasar kripto terbesar sejauh ini. Alhasil, investor bisa lebih percaya terhadap market secara jangka panjang.
Di satu sisi, nilai dolar AS pun terpantau akan berkonsolidasi setelah meroket dalam beberapa waktu terakhir. Afid meyakini hal tersebut bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan aset kripto ke depan, mengingat aset kripto dan dolar AS memiliki korelasi negatif.
Meski begitu, investor masih berhati-hati. Secara umum, market tengah berkonsolidasi setelah dirundung banyak sentimen dalam beberapa terakhir. Perkembangan konflik berkelanjutan di Ukraina juga akan mempengaruhi keputusan investor.
“Investor sebaiknya tidak berpuas diri dulu. Dalam jangka pendek, pasar kripto terlihat masih volatil seiring sikap pelaku pasar yang belum maksimal untuk trading dan memasukan dananya imbas dari isu geopolitik dan sikap Bank Sentral Eropa,” kata Afid.
Baca Juga: Uni Eropa Ingatkan Investor Kripto Berisiko Kehilangan Semua Uang Mereka
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News