Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Pembiayaan utang bersih juga diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 643 triliun pada tahun 2025 dari Rp 452 triliun yang diperkirakan pada tahun 2024.
Selain itu, penggunaan SAL untuk membantu penerbitan obligasi tahun ini sebesar Rp 150 triliun akan membuat pemerintah memiliki lebih sedikit kelebihan kas pada akhir 2025.
Sebagai kesimpulan, Schoder akan lebih defensif pada pasar obligasi di tahun 2025 karena melihat risiko pelemahan rupiah. The Fed bisa menjadi kurang akomodatif, sehingga Bank Indonesia akan kesulitan untuk melonggarkan kebijakan.
Baca Juga: Reksadana Pasar Uang Diuntungkan Saat Risiko Suku Bunga Meningkat
Selain itu, kebutuhan refinancing yang tinggi di pasar SUN dapat menimbulkan risiko pasokan. Sisi positifnya, investor ritel akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya penerbitan surat utang di tahun depan.
‘’BI mungkin akan kesulitan untuk memangkas suku bunga jika Presiden Trump menekan kebijakan yang akan berdampak meningkatkan inflasi karena hal ini akan menyebabkan the Fed menjadi kurang akomodatif. BI mungkin akan terus memanfaatkan SRBI sebagai sinyal kepada pasar apakah mereka ingin melonggarkan atau mengetatkan kebijakan,’’ jelas Schroder.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News