kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kebijakan moneter kontras, euro sulit menyalip dollar AS


Kamis, 21 Juni 2018 / 20:55 WIB
Kebijakan moneter kontras, euro sulit menyalip dollar AS
ILUSTRASI. Kurs dollar AS - Euro eropa


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang euro masih sulit mengungguli rivalnya, dollar Amerika Serikat (AS). Ekspektasi terhadap pengetatan kebijakan moneter The Federal Reserve membuat perhatian pelaku pasar lebih tertuju pada the greenback.

Mengutip Bloomberg, Kamis (21/6) pukul 18.45 WIB, pasangan mata uang EUR/USD turun 0,26% ke level 1,1544. Sementara, indeks dollar masih gagah bertengger di atas level 95.

Analis Global Kapital Investama Nizar Hilmy menilai, faktor utama pelemahan euro masih berasal dari kontrasnya perbedaan kebijakan moneter antara bank sentral kedua negara. "Pimpinan kedua bank sentral sama-sama baru menyampaikan pidato. Saat pidato Gubernur The Fed Jerome Powell sangat hawkish, pidato Gubernur ECB Mario Draghi malah dovish," ujar Nizar, Kamis (21/6).

Pada pergelaran Konferensi Sintra yang melibatkan petinggi sejumlah bank sentral utama dunia, pekan ini, Draghi kembali menegaskan kebijakan akomodatif ECB. Meski program stimulus diagendakan berakhir di akhir tahun, suku bunga rendah ECB tetap akan ditahan hingga tahun 2019.

Menurut Nizar, pelaku pasar kini telah mendapat kepastian dari kebijakan masing-masing bank sentral. Kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih agresif tahun ini mendorong minat investor pada dollar AS. "Sejak awal tahun, euro sudah melemah cukup signifikan sekitar 6% dan sepertinya masih akan terus melemah," katanya.

Sementara, posisi dollar AS terus menguat terlepas dari sentimen negatif perang dagang yang tengah bergulir. Penguatan dollar, menurut Nizar, tidak terlepas dari melemahnya mata uang utama lain akibat faktor domestik masing-masing negara. Apalagi, suku bunga acuan AS saat ini merupakan yang tertinggi di antara negara maju lainnya.

Secara teknikal, Nizar menganalisis, pairing EUR/USD masih berada di bawah garis MA 10 dan MA 25. "Bahkan terjadi dead-cross pula di mana MA 10 gagal menembus MA 25," ujar dia. Ini menegaskan indikasi tren bearish pada mata uang benua biru tersebut.

Indikator RSI turun ke level 33 dan kian mendekati oversold. Stochastic sudah di level 19, namun belum membentuk pola golden cross sehingga potensi bearish masih terbuka. Nizar memperkirakan, EUR/USD mungkin saja rebound, namun sifatnya hanya temporer dan tidak signifikan.

Ia merekomendasi sell on resistance untuk pasangan EUR/USD. Nizar memprediksi pasangan ini akan bergerak dalam rentang support 1,1530 - 1,1500 - 1,1470 dan resistance 1,1620 - 1,1640 - 1,1660.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×