Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan mata uang euro di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) masih cenderung belum stabil. Mengutip Bloomberg, pada Jumat (1/6), pairing EUR/USD melemah 0,29% di level 1,1659.
Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaff mengatakan, euro sempat menguat Kamis pekan lalu setelah mencapai level terendah tahun 2018. Penguatan euro ini dipicu oleh perbaikan data ekonomi Jerman. "Data inflasi naik 2,2% membuat euro menguat," kata Alwi kepada Kontan.co.id, Kamis (31/5).
Namun pada perdagangan Selasa (29/5) kemarin, EUR sempat mencapai angka terendahnya di level 1,5940. Pelemahan ini tidak lepas dari bayang-bayang isu krisis politik yang terjadi di Italia.
Dalam beberapa minggu terakhir, permasalahan di Italia menjadi faktor utama yang menyebabkan pelemahan euro. Pasar pun hingga saat ini masih terus mengamati pekembangan politik di Italia. Permasalahan tersebut yang membuat posisi euro saat ini masih memungkinkan untuk rebound.
Alwi berpendapat laju kerja dollar AS sudah mulai tersedat. Ia mengatakan, aksi profit taking terjadi karena beberapa data AS yang dirilis minggu tidak sesuai ekpektasi. Apalagi, bank sentral AS Federal Reserve diramal tidak akan menaikkan suku bunga yang terlalu agresif.
Secara teknikal, pairing EUR/USD masih bergerak di bawah MA 10 dan MA 55, menunjukkan bahwa tren jangka pendek dan jangka menenga masih bearish. Stochastic berada di golden cross di atas level 20 mendukung potensi reversal. Sementara histogram MACD juga menunjukkan arah kenaikan, tapi masih di area negatif
Alwi merekomendasikan buy on weakness untuk pairing EUR/USD. Ia memproyeksikan pairing ini berada di support 1,1580-1,1500-1,1480 dan resistance 1,1723-1,1789-1,1829.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News