Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memperbesar bobot free float untuk saham-saham anggota indeks LQ45. Perubahan formula bobot indeks LQ45 dinilai akan mempengaruhi manajer investasi dalam mengelola portofolio reksadana.
Sebagai informasi, bobot free float dalam penghitungan saham untuk indeks LQ45 di periode Mei—Juli 2019 mencapai 60%. Sedangkan sisanya memperhitungkan kapitalisasi pasar dan unsur fundamental perusahaan yang baik. Ditargetkan, Agustus nanti konstituen LQ45 benar-benar berdasarkan free float 100%.
Chief Investment Officer Pinnacle Investment Andri Yauhari menilai, kebijakan free float untuk indeks LQ45 sangat berpengaruh bagi reksadana yang dikelola secara pasif seperti reksadana indeks dan exchange traded fund (ETF).
Hasilnya, ketika bobot free float terus bertambah, mau tidak mau manajer investasi mesti melakukan rebalancing atau pengaturan ulang komposisi portofolio reksadana berbasis indeks yang dikelolanya.
Apalagi, kebijakan tersebut membuat beberapa saham dengan free float rendah dapat keluar dari indeks LQ45. “Bisa saja MI mesti menjual suatu saham akibat free float-nya rendah dan tersingkir dari indeks, padahal mereka sempat overweight di saham tersebut,” ujar dia, akhir pekan lalu.
Andri menambahkan, perubahan bobot free float pada indeks LQ45 dapat berdampak terhadap kinerja reksadana berbasis indeks, namun pengaruhnya tidak secara langsung dan lebih bersifat temporer.
Artinya, ada potensi tekanan pada kinerja reksadana berbasis indeks. Tetapi, tekanan tersebut hanya berlangsung selama masa rebalancing. Yang pasti, rebalancing tersebut diharapkan akan menjaga tracking error reksadana berbasis indeks seminimal mungkin.
Di sisi lain, ia melihat reksadana yang dikelola secara aktif relatif tidak merasakan dampak yang signifikan dari kebijakan pembobotan free float LQ45. Sebab, tiap manajer investasi memiliki strategi yang berbeda-beda dalam mengelola produk reksadana saham aktif.
Jika suatu reksadana saham memiliki komposisi portofolio yang didominasi oleh saham-saham berkapitalisasi kecil, otomatis kebijakan free float LQ45 tidak membuat manajer investasi melakukan rebalancing.
Lain cerita apabila reksadana saham tersebut memiliki banyak saham-saham big caps yang tergabung dalam indeks LQ45. Kebijakan free float berpotensi mendorong manajer investasi untuk melakukan rebalancing.
“Manajer investasi mungkin akan melirik saham-saham dengan free float tinggi. Tapi ini kembali lagi ke strategi dan karakteristik produk reksadana aktif masing-masing,” papar Andri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News