Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Optimis bahwa pasar saham akan bullish setelah pemilihan umum (pemilu) membuat investor reksadana memindahkan aset dari reksadana pasar uang ke reksadana yang berbasis saham.
Berdasarkan data Infovesta Utama, per Maret 2019, jumlah dana kelolaan reksadana pasar uang merosot Rp 3,61 triliun menjadi Rp 53,93 triliun dari Rp 57,54 triliun di bulan sebelumnya. Di satu sisi, dana kelolaan reksadana saham bertambah Rp 2,78 triliun menjadi Rp 150,52 triliun.
Kompak, reksadana indeks juga tumbuh Rp 360 miliar menjadi Rp 5,86 triliun. Begitu pun exchange traded fund (ETF) tumbuh Rp 504 miliar menjadi Rp 12,75 triliun.
Wawan Hendrayana, Head of Investment Research Infovesta Utama mengatakan, sebelum pemilu, yaitu di Maret investor redeem kepemilikan di reksadana pasar uang sehingga dana kelolaan merosot tajam, dan melakukan switching ke reksadana berbasis saham karena mengharapkan setelah pemilu pasar saham biasanya bullish.
"Berkaca pada pemilu 2014 kinerja pasar saham melonjak signifikan dan pertumbuhan asset under management (AUM) di reksadana berbasis saham akan terus berlanjut hingga akhir tahun," kata Wawan, Senin (29/4).
Namun, pertumbuhan dana kelolaan tidak terjadi pada reksadana campuran. Meski memiliki aset saham, dana kelolaan reksadana campuran menurun secara bulanan Rp 48 miliar menjadi Rp 28,77 triliun.
Dana kelolaan reksadana pendapatan tetap juga menurun secara bulanan sebesar Rp 1,06 triliun menjadi Rp 106 triliun. Dana kelolaan reksadana terproteksi juga ikut menurun sebesar Rp 2,92 triliun menjadi Rp 129,54 triliun.
Wawan mengungkapkan, penurunan yang terjadi di reksadana pendapatan tetap karena pelaku pasar melakukan profit taking atas pencapaian rata-rata kinerja reksadana ini yang tumbuh 3% sejak awal tahun.
Namun, seiring dengan potensi terbuka lebarnya penurunan suku bunga acuan dalam negeri, Wawan optimis pertumbuhan dana kelolaan masih akan terjadi pada reksadana pendapatan tetap. "Jadi sentimen positif bagi reksadana pendapatan tetap karena suku bunga terbuka untuk turun didukung inflasi yang masih rendah," kata Wawan.
Secara kumulatif penurunan dana kelolaan dari reksadana pasar uang, campuran, pendapatan tetap dan terproteksi membuat dana kelolaan di periode Maret menurun Rp 3,97 triliun menjadi Rp 493,34 triliun dari Rp 497,26 triliun di bulan sebelumnya.
Sejak awal tahun pertumbuhan dana kelolaan terbesar masih paling besar dicatatkan oleh reksadana pendapatan tetap yang tumbuh Rp 996 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News