kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45929,72   2,08   0.22%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Covid China Meledak, Emiten Batubara Mana yang Paling Terdampak?


Kamis, 24 November 2022 / 15:32 WIB
Kasus Covid China Meledak, Emiten Batubara Mana yang Paling Terdampak?
ILUSTRASI. China merupakan produsen sekaligus konsumen batubara terbesar di dunia.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus infeksi Covid-19 di China kembali melonjak. Kasus Covid-19 harian di China pada Rabu (23/11) mencapai 31.454 kasus. Ini merupakan angka infeksi tertinggi sejak pandemi dimulai, menurut data resmi.

Tak ayal, melonjaknya kembali kasus Covid-19 di China berpotensi membuat kebijakan nol Covid-19 yang ketat di China kembali diperpanjang, yang berujung pada melambatnya aktivitas ekonomi. Tak pelak, hal ini bisa berdampak pada fundamental batubara, mengingat negeri tirai bambu tersebut merupakan produsen sekaligus konsumen batubara terbesar di dunia.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibnutama menilai, dengan pengetatan pembatasan kebijakan Covid-19 di China, volume impor batubara kemungkinan akan menurun seiring aktivitas ekonomi yang melambat.

Terlepas dari rencana China untuk meningkatkan produksi batubaranya tahun depan, Ezar menyambut China juga memiliki rencana operasional pembangkit listrik tenaga batubara terbesar di dunia yang akan meningkatkan konsumsi batubara China dalam waktu dekat.

Baca Juga: Harga Komoditas Energi Masih Dalam Tren Naik

Ezar menilai, dari emiten di bawah cakupannya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan lebih rentan terhadap kebijakan Covid-19 di China.  Ini karena volume penjualan batubara ITMG ke China berkontribusi 31% dari penjualan di sembilan bulan pertama 2020.

Mengutip laporan triwulanan yang dirilis Indo Tambang, batubara ITMG mayoritas dipasarkan ke China, yakni sebanyak 4,2 juta ton, disusul Indonesia sebanyak 2,9 juta ton, Jepang sebanyak 1,9 juta ton, Filipina sebanyak 1,1 juta ton, India sebanyak 1,0 juta ton, dan sisanya dilempar ke negara-negara lain di Asia Pasifik.

Baca Juga: Banyak Sentimen Positif, Kapan Waktu Tepat Beli atau Jual Saham BUMI?

Di sisi lain, emiten lain seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) hanya membukukan kontribusi penjualan ke China sebesar 11% terhadap volume penjualan per September 2022.

“Yang paling sedikit terpengaruh adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan kontribusi penjualan ke China sebesar 4% terhadap volume penjualannya. Sementara mayoritas dari volume penjualan, yakni sebanyak 62% dijual di dalam negeri,” terang Ezar kepada Kontan.co.id, Kamis (24/11). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×