Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada dalam tren penurunan (downtrend) dalam dua pekan terakhir. Sampai dengan Kamis (28/1), IHSG tercatat turun 7,51% ke level 5.979,39 dari sebelumnya di posisi 6.428,32.
Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mengatakan, tren penurunan IHSG dalam dua pekan ini disebabkan pasar yang sudah mulai jenuh. Pasar juga mulai menghitung kemungkinan apabila penanganan Covid-19 tidak kunjung menunjukkan kemajuan, maka pemulihan ekonomi akan semakin lambat.
"Mengingat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang telah berkali-kali diperpanjang juga belum efektif menahan laju penularan Covid-19," tutur Anggaraksa kepada Kontan.co.id, Kamis (28/1).
Menurut dia, pemerintah memang telah bekerja keras dalam penanganan pandemi Covid-19. Akan tetapi, hasilnya masih belum terlihat maksimal apabila diukur dari tren angka kasus harian yang terus meningkat.
Baca Juga: IHSG tumbang 2,12% ke 5.979 pada akhir perdagangan Kamis (28/1)
Sebagai contoh, dia menilai, kebijakan pemerintah untuk menerapkan PSBB atau PPKM dibanding lockdown total sudah cukup tepat. Namun, setiap pemberlakuan pembatasan sosial perlu pengawasan dan penerapan aturan yang lebih tegas. Apabila hanya berupa imbauan, cukup sulit untuk membuat kebijakan ini menjadi efektif.
Dari segi pendanaan, ia juga mengapresiasi adanya peningkatan anggaran kesehatan dan penanggulangan pandemi Covid-19 yang mencapai lebih dari Rp 100 triliun pada 2021. Meskipun begitu, Anggaraksa melihat, perlu ada penyelarasan antara seluruh sumber daya yang tersedia untuk dikerahkan ke sasaran yang lebih tepat.
Baca Juga: Loyo, rupiah ditutup melemah 0,20% ke Rp 14.078 per dolar AS pada hari ini (28/1)
"Kesan yang didapat selama hampir satu tahun pandemi ini adalah pemerintah lebih berfokus pada dampak ekonomi dibandingkan dengan pengendalian penyebaran virus itu sendiri," ucap Anggaraksa. Terlebih lagi, saat ini, kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 1 juta kasus.
Menurut Anggaraksa, pemerintah harus menerapkan pengawasan terhadap protokol kesehatan yang lebih ketat dan tegas di tempat umum sehingga tidak hanya mengandalkan kesadaran masyarakat. Kemudian, pemerintah perlu memastikan distribusi vaksin berjalan efektif dan efisien, serta memanfaatkan teknologi untuk tracing kontak penderita Covid-19.
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Kamis (28/1): Tambah 13.695 kasus baru, taati 3M
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News