kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kapitalisasi PGAS anjlok tajam, HMSP tetap terbang


Kamis, 17 September 2015 / 16:52 WIB
Kapitalisasi PGAS anjlok tajam, HMSP tetap terbang


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Gejolak yang terjadi di pasar modal sejak beberapa waktu lalu membuat saham-saham berkapitaliasi besar (big cap) keok. Hal ini kemudian berimbas pada tergerusnya nilai kapitalisasi pasar saham-saham jumbo tersbut.

Penurunan terdalam terjadi pada PT Gas Negara Tbk (PGAS). Sejak Januari-Agustus 2015 penurunan nilai kapitalisasi pasar emiten pelat merah ini mencapai Rp 55,02 triliun atau sekitar 44,95%. Per akhir Agustus 2015, market cap PGAS tercatat sebesar Rp 67,39 triliun.

Bahkan, perusahaan infrastruktur gas ini terdepak dari daftar 10 besar emiten dengan nilai kapitalisasi terbesar. PGAS ada di posisi 14 per akhir bulan lalu. Kemudian, penurunan terbesar ke dua adalah PT Astra International Tbk (ASII) dengan penurunan sebesar 24,52% atau berkisar Rp 77,93 triliun.

Lalu, ada PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang mengalami penurunan nilai kapitalisasi pasar hingga 23,01% menjadi Rp 85,62 triliun. Kendati sama-sama produsen rokok, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) justru mencatatkan peningkatan nilai kapitalisasi pasar sekitar 13,09% selama periode Januari-Agustus 2015.

"Nilai buku HMSP lebih bagus ketimbang GGRM," ujar Lucky Bayu Purnomo, Analis LBP Enterprises, Kamis (17/9).

Dari segi margin pun HMSP lebih besar yaitu sekitar 11,45% per akhir Juni 2015. Sedangkan, GGRM berkisar 7,22%. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga mencatatkan kenaikan nilai kapitalisasi pasar sebesar 10,88% menjadi Rp 303,1 triliun. Begitu pula PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang naik tipis sebesar Rp 4,03 triliun atau 1,41%.

Sementara, nilai kapitalisasi bank yang ada di jajaran 10 besar semua menyusut. Menurut Lucky, ketika ekspektasi inflasi tinggi, maka saham-saham bank akan dihindari. Akhir 2015, inflasi ditaksir ada di level 8%. Prospek negatif hinggap ke sektor perbankan lantaran adanya estimasi nilai kredit bermasalah (NPL) meningkat.

Berikut daftar saham berkapitaliasi besar sesuai urutan tertinggi per Agustus 2015:

HMSP: +Rp 38.570.400T (13,09%)

BBCA: -Rp 11.594.018 T (-3,55%)

UNVR: +Rp 29.757.000 T (10,88%)

TLKM: +Rp 4.032.000 T (1,41%)

BBRI: - Rp 25.643.594 T (-8,99%)

ASII: - Rp 77.930.840 T (-24,52%)

BMRI: - RP 43.890.000 T (-17,27%)

BBNI: - Rp 24.000.821 T (-20,8%)

GGRM: - Rp 25.590.370 T (-23,01%)

KLBF: - Rp 8.906.273 T (-10,18%)

PGAS : - Rp 55.028.223 T (-44,95%)

Sumber: BEI diolah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×