Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kendati IHSG ditutup positif hari ini, namun sentimen negatif masih menjadi awan kelabu bagi pasar saham di Indonesia. Beberapa saham bahkan menyentuh batas bawah auto rejection.
Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) misalnya, sebelum ditutup menguat 0,4% ke level Rp 2.490 per saham, harga saham emiten BUMN ini sempat menyentuh level Rp 2.150 per saham. Pada penutupan kemarin, Senin (7/8), harga saham PGAS di angka Rp 2.480 per saham. Berarti, terjadi penurunan hingga 13,3%.
Penurunan ini melebihi ketentuan baru batas bawah auto rejection yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI) belum lama ini, yaitu sebesar 10%. Tidak hanya hari ini, pada penutupan kemarin pun saham PGAS melemah 11,42% dari penutupan harga sebelumnya.
Hamdi Hassyarbaini, Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI mengatakan, ketentuan auto rejection bawah sebesar 10% masih berlaku hingga saat ini.
"Jika saham ditransaksikan ketika pre-opening, maka pergerakannya dibandingkan dengan harga pre-opening bukan dengan harga penutupan sebelumnya," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (8/9).
Adapun, saham-saham yang ditransaksikan dalam pre-opening ini adalah saham-saham yang masuk dalam daftar LQ 45. Nah, saham PGAS merupakan salah satu saham LQ 45. Sehingga, kata Hamdi, jika dibandingkan dengan harga pre-opening, maka penurunannya pas di angka 10%. Tetapi, jika dibandingkan dengan harga penutupan hari sebelumnya, angkanya memang lebih dari 10%.
Pre-opening adalah proses pembentukan harga yang dimulai sebelum perdagangan sesi I dimulai. Jadwal sesi pre-opening adalah pukul 08.45-08.55.
Melorotnya saham PGAS ini ditengarai lantaran isu pemerintah yang berencana menurunkan harga gas sektor hulu untuk industri. Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Securities mengatakan, simpang siur mengenai isu penurunan harga gas itu menjadi pukulan telak bagi PGAS.
Jika memang pemerintah jadi menurunkan harga gas, maka hal itu akan berdampak pada kinerja PGAS dalam jangka pendek. Ia menghitung harga wajar PGAS dengan memperhitungkan kinerja semester I-2015 ada di level Rp 3.500 per saham. Sepanjang Januari-Juni 2015, laba bersih PGAS tercatat sebesar US$ 227,33 juta. Angka ini menyusut 38,56% dari periode yang sama tahun lalu.
Jika memang benar harga gas jadi turun, maka saham PGAS bisa terhempas di kisaran level Rp 2.200-Rp 2.250 per saham. Selain PGAS, saham PT Multipolar Tbk (MLPL) juga sempat menyentuh level 346 per saham atau melorot sekitar 10% dari penutupan Senin (7/8), yaitu 384 per saham. Namun, pada penutupan hari ini, harga sahamnya berhenti di level Rp 353 per saham atau melemah 8,07%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News