Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - Di tengah kondisi daya beli yang turun pada semester I 2017, PT Kalbe Farma (KLBF) mencatatkan pertumbuhan single digit. Analis BNI Securities Dessy Lapagu mengatakan, laporan keuangan KLBF secara rata-rata bertumbuh cukup baik.
"Meski overall pada first half rata-rata daya beli konsumen menurun, tetapi sektor farmasi cukup resistance," kata Dessy, Rabu (27/9).
Pada kuartal II-2017, KLBF mencatatkan pertumbuhan penjualan 3% menjadi Rp 5,16 triliun dari sebelumnya Rp 5 triliun pada kuartal II-2016. Adapun, penjualan bersih pada semester I-2017 naik 5,3%.
Analis NH Korindo Sekuritas Joni Wintarja mengatakan, kenaikan penjualan tersebut didorong penjualan beberapa lini bisnis, diantaranya bisnis makanan nutrisi yang tumbuh 7%. Sedangkan, bisnis resep obat meningkat 4%, dan bisnis consumer health tumbuh 7%. Hanya saja, bisnis distribusi dan pengepakan turun sebesar 3%.
Joni mengatakan faktor yang membuat penjualan KLBF meningkat, pertama, kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin meningkat. Kedua, masyarakat golongan ekonomi menengah terus tumbuh. Ketiga, pertambahan penjualan dari prabrik biosimilar KLBF yang baru akan beroperasi pada tahun depan.
"Sementara faktor makroekonomi berpengaruh dalam hal daya beli masyarakat terhadap produk premium yang memiliki margin lebih tinggi," kata Joni, Rabu (27/9).
Meski begitu, Joni melihat porsi cost of goods sold (COGS) meningkat dari 50,7% pada kuartal II 2016 menjadi 51,3% pada kuartal II 2017. Sedangkan, laba bersih KLBF meningkat 8% dari Rp 538 miliar pada kuartal II 2016 menjadi Rp 628 miliar pada kuartal II 2017.
"Kinerja tersebut didorong penurunan sebagian biaya operasi terhadap penjualan dari 34,1% di kuartal II 2016 menjadi 32,8% di kuartal II 2017," kata Joni.
Dessy juga sepakat kinerja positif KLBF didapatkan karena terdorong efisiensi yang bisa menekan pengeluaran bahan baku. "Efisensi pada bahan baku cukup penting untuk menahan biaya bahan baku yang tergantung pada impor dan nilai tukar rupiah terhadap dollar," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News