kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kalbe Farma genjot ekspansi ke Timur Tengah


Senin, 05 Juni 2017 / 17:37 WIB
Kalbe Farma genjot ekspansi ke Timur Tengah


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Perusahaan farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan menggenjot ekspansi ke pasar Timur Tengah. Upaya membuka pasar baru ini menjadi langkah yang diambil KLBF untuk meningkatkan jumlah penjualan ekspor.

Produk yang akan dipasarkan di negeri seribu satu malam itu yakni minuman siap saji dengan merek Hydro Coco. Sebelum memulai ekspansi, pada semester I ini, perusahaan sudah melakukan tes pasar, survei, dan menggandeng partner lokal. Hal itu ditujukan untuk mengetahui seberapa besar minat pasar terhadap produk minuman tersebut.

Nah, bila proses kajian tersebut sudah selesai, manajemen akan melakukan promosi besar-besaran. Manajemen juga menyatakan sudah memiliki kantor perwakilan di Dubai, Qatar.

"Potensinya sangat besar untuk pasar Timur Tengah, saat ini kami sedang jajaki," ujar Vidjongtius Direktur Utama KLBF usai paparan publik di Jakarta, Senin (5/6).

Saat ini, Hydro Coco sendiri masih dipasarkan di dalam negeri. Manajemen menyatakan, juga ingin memperkuat posisi pasar di Indonesia. Dia menyatakan, yang akan menjadi tantangan dalam pemasaran produk Hydro Coco di Timur Tengah yakni biaya logistik.

Menurutnya, biaya yang dibutuhkan bisa meningkat 20%-30% lebih mahal dibandingkan dengan pemasaran produk Kalbe lainnya berupa obat. "Ini berbeda dengan produk obat yang hanya berbentuk tablet," katanya.

Sebelumnya, Kalbe Farma sudah mendekap pasar Filiphina, Myanmar, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Manajamen menyatakan, obat produk kesehatan dengan merek Mixagrip saat ini menjadi market leader di Myanmar. Selain itu, produk nutrisi dengan merek Diabetasol juga menjadi market leader. "Asean masih dominan dan ingin fokus di sana. Kami ingin membawa merek Indonesia sebagai market leader," tambah Vidjongtius.

Saat ini, penjualan ekspor bekontribusi sebesar 5% dari total penjualan KLBF. Manajemen berharap, dalam jangka waktu 3-5 tahun, kontribusi penjualan ekspor bisa meningkat dua kali lipat atau sekitar 10%. "Kami juga akan mengenalkan merek lainnya di pasar ASEAN," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×