Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin (BTC) mencapai rekor tertinggi pada hari Rabu (13/8). BTC bergerak seirama dengan reli pasar ekuitas Amerika Serikat (AS) karena investor semakin meningkatkan pengambilan risiko di seluruh pasar di dunia.
Mata uang kripto ini melonjak melewati US$ 123.500 pada Rabu malam di New York, melampaui rekor tertinggi sepanjang masa sebelumnya di US$ 123.205,12 yang dicapai pada 14 Juli 2025. Bahkan BTC sempat menembus US$ 124.000 pada Kamis (14/8).
Tonggak sejarah ini terjadi segera setelah S&P 500 ditutup dengan mencetak rekor untuk dua hari berturut-turut. Ini memperpanjang kenaikan musim panas yang telah membawa indeks acuan ke level tertinggi secara berulang.
BTC telah meningkat secara stabil hampir sepanjang tahun lalu sebagai hasil dari iklim legislatif yang bersahabat di Washington yang dipelopori oleh Presiden AS Donald Trump.
Perusahaan publik, yang dipimpin oleh Strategi Michael Saylor, telah meningkatkan permintaan dengan mengikuti taktik perusahaan yang semakin populer yaitu menimbun Bitcoin.
Baca Juga: Bitcoin Tembus US$122.000, Likuidasi Pasar Kripto Capai US$500 Juta
Strategi ini baru-baru ini menyebar ke pesaing yang lebih kecil, seperti Ether (ETH), yang menyebabkan peningkatan luas di seluruh aset digital.
Kapitalisasi pasar Bitcoin naik menjadi sekitar US$ 2,5 triliun dan Ether menjadi hampir US$ 575 miliar, dengan kedua token tersebut menguasai sekitar 70% dari seluruh kripto yang diperdagangkan, menurut CoinGecko.
Data inflasi AS sesuai dengan ekspektasi minggu ini, memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada bulan September, melonggarkan kondisi keuangan dan mendorong aliran modal dari ekuitas blue-chip ke token digital yang volatil.
“Kripto telah berkorelasi positif dengan ekuitas, dengan hubungan yang lebih kuat untuk ETH daripada BTC,” kata Chris Newhouse, direktur riset di Ergonia seperti dikutip Bloomberg, Kamis (14/8).
Kenaikan Ether didorong oleh permintaan berkelanjutan dari perusahaan-perusahaan treasury yang baru aktif, sementara kenaikan Bitcoin yang lebih stabil ditopang oleh arus masuk yang terus-menerus diperdagangkan di bursa meskipun menghadapi resistensi teknis.
“Kombinasi dari inflasi yang moderat, meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga, dan partisipasi institusional yang belum pernah terjadi sebelumnya melalui ETF telah menciptakan dorongan yang kuat,” kata Ben Kurland, CEO platform riset kripto DYOR.
Selanjutnya: Grafik Harga Emas Antam Hari Ini (14 Agustus 2025), Naik atau Turun?
Menarik Dibaca: Mengapa Perlu Pakai Setting Spray Setelah Make Up? Ternyata Ini Alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News