Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero berencana menerbitkan obligasi senilai Rp1 triliun pada 6 - 7 Agustus 2024 mendatang. Ada 3 pilihan tenor yang ditawarkan. Nilai kuponnya maksimal bisa mencapai 7,3%.
Berdasarkan keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (25/7), manajemen PT KAI menyebut obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I KAI senilai total Rp2,2 triliun dan Sukuk Ijarah I KAI senilai total Rp800 miliar.
Besaran surat utang yang rencananya akan ditawarkan kepada investor terdiri atas Obligasi Berkelanjutan I KAI tahap II Tahun 2024 senilai Rp700 miliar, dan Sukuk Ijarah I tahap II Tahun 2024 sebesar Rp300 miliar.
Obligasi ini terdiri dari 3 seri. Pertama, Seri A senilai Rp 67 miliar memiliki tenor 3 tahun dengan bunga tetap 6,90% per tahun. Kedua, seri B sebesar Rp295,5 miliar memiliki tenor 5 tahun dengan bunga tetap 7,20% per tahun. Terakhir, seri C senilai Rp337,5 miliar dengan jangka waktu 7 tahun dan bunga tetap 7,30% per tahun.
Baca Juga: Penawaran Obligasi dan Sukuk KAI Oversubscribed Hingga 2,3 Kali
"Dana hasil penawaran umum Sukuk Ijarah setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan oleh Perseroan untuk pengadaan prasarana dan sarana lainnya dalam rangka pengembangan angkutan barang di Sumatera Bagian Selatan," papar manajemen dalam keterangan terbuka.
Adapun, yang bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi Obligasi I KAII Tahap II 2024 adalah PT Bahana Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas, serta PT Bank Mega Tbk (MEGA) sebagai wali amanat.
Baca Juga: PT KAI Tawarkan Obligasi Rp 1,5 Triliun, Imbal Hasil Kurang Atraktif
Sebagai informasi, berdasarkan prospektus PT KAI Persero per Mei 2024, PT KAI Persero telah mengantongi pendapatan senilai Rp 13,36 triliun atau naik 27,11% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 di angka Rp 10,51 triliun.
Rinciannya, senilai Rp 13, 23 triliun berasal dari segmen angkutan dan usaha. Nilai ini naik 30,08% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 di angka Rp 10,17 triliun. Lalu segmen pendapatan konstruksi menyumbang sebesar Rp 135,41 miliar atau turun 60,05% dari tahun lalu sebesar Rp339, 02 miliar.
Sementara itu, laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per Mei 2024 adalah sebesar Rp 711,90 miliar atau naik 4,40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News