kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

KAEF gandeng perusahaan China bangun pabrik obat


Senin, 26 Maret 2012 / 12:15 WIB
KAEF gandeng perusahaan China bangun pabrik obat
ILUSTRASI. Kurs dollar-rupiah di BCA hari ini Kamis 25 Maret, intip sebelum tukar valas. KONTAN/Baihaki/19/8/2014


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk(KAEF) menggandeng perusahaan asal China, Tianjin Pharmaceutical Group Co.Ltd untuk membangun pabrik senilai Rp 250 miliar. Selain itu, Perseroan juga mengajak serta perusahaan lokal, PT Tigaka Distrindo Perkasa.

Direktur Utama KAEF, Syamsul Arifin menuturkan, dengan adanya kerjasama ini, KAEF akan memperbesar sektor hulu. "Ini tepat, karena di 2014, BPJS terbentuk. Selain itu, kebutuhan obat di 2014 dapat meningkat dua kali lipat," ujarnya saat penandatanganan kerjasama di Jakarta, Senin (26/3).

Pabrik ini nantinya akan memproduksi obat jenis kortikosteroid alam bentuk injeksi dan produk-produk hospital solution. Pabrik yang rencananya memakan pembangunan selama setahun itu akan berkapasitas produksi 300 juta ampul dan 20 juta infus. "Spesifikasi produk yang biasa dipergunakan di rumah sakit," imbuh Syamsul.

Dalam kerjasama ini, Indonesia memegang 54% saham yang terbagi antara KAEF 50% dan TDP 4%. Sedangkan, Tianjin memiliki 46% saham. Pembangunan pabrik akan dilakukan di wilayah Cikarang dengan luas sekitar tiga hektare. Nama pabrik tersebut adalah gabungan dari para pemegang saham yaitu Kimia Farma Tianjin Kingwork.

Semantara itu, CEO TDP Sugiyanto menyebutkan, dari total investasi sekitar Rp 250 miliar, rencanaya 60% akan diambil dari pihak ketiga, yaitu perbankan. Sisanya, 40% dari dana sendiri. "Pinjaman 60% perbankan dan masih kami cari perbankannya, baik dari Indonesia maupun perbankan Tiongkok," ungkapnya.

Perwakilan dari Tianjin, Mr Lu Yan Chang mengatakan, pihaknya memilih berinvestasi di Indonesia karena selama ini di antara negara Asia Tenggara, bisnis dengan Indonesia yang paling kuat. "Selain itu kebijakan pemerintah Indonesia untuk bisnis farmasi sangat kondusif," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×