kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspansi, KAEF akan bangun lima rumah sakit


Selasa, 20 Maret 2012 / 21:33 WIB
Ekspansi, KAEF akan bangun lima rumah sakit
ILUSTRASI. OCTO Mobile.


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana berekspansi dengan membangun lima unit rumah sakit dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Untuk realisasi proyek ini, perusahaan telah menghitung kebutuhan dana sebesar Rp 1 triliun.

Direktur Utama KAEF, M. Syamsul Arifin menyebut, pihaknya akan membangun rumah sakit umum dengan fokus pada lever center atau pelayanan penyakit kelainan fungsi hati di lima kota.

Sebagai awal dari realisasi rencana ini, pada Selasa (20/3) telah dilakukan penandatangan kesepakatan kerjasama rumah sakit pertama yang bertempat di Jakarta. "Diupayakan bisa kami bangun bulan April, dan bisa rampung dalam waktu setahun," katanya, Selasa (20/3).

Adapun, untuk empat rumah sakit lainnya, Perseroan telah membidik beberapa kota, antara lain Ujung Pandang, Surabaya, Bandung, Semarang dan Medan.

Menurut Syamsul, pembiayaan Rp 1 triliun itu dengan asumsi satu rumah sakit memerlukan dana Rp 250 juta. Tapi, dia yakin pembiayaan di daerah akan lebih murah dibanding di Jakarta.

Sebagai catatan, pada proyek pembangunan rumah sakit ini, pihak KAEF menggandeng PT Prakarsa Transforma Indonesia (PTI), sebuah sebuah management rumah sakit untuk membantu KAEF dalam hal pendanaan dan juga penyediaan dokter spesialis. "Dengan kerjasama ini diharapkan bisa memudahkan kami mendapatkan dokter-dokter ahli yang akan ditempatkan di masing-masing rumah sakit tersebut," ujarnya.

Pendanaan diperoleh dari pinjaman bank sebesar 70%, dan sisa 30% dari kas internal kedua belah pihak. "Dari kebutuhan kas internal, KAEF ambil bagian 60%, dan PPTI 40%," jelas Syamsul.

Dia berharap dengan adanya beberapa rumah sakit ini, akan berimbas kepada kenaikan pendapatan sektor Industri obat KAEF. "Obat yang dipakai adalah hasil produksi kami, sehingga bisa mendongkrak penjualan obat-obatan kami," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×