Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
Sampai kuartal pertama tahun ini, mereka sudah memproduksi thermal coal sebanyak 2,24 juta ton. Sementara untuk produksi batubara kokas 325.000 ton.
Dalam berita Kontan sebelumnya menyebutkan beberapa anak usaha UNTR yang bergerak di bisnis pertambangan seperti PT Tuah Turangga Agung (TTA), operasional tambang dijalankan di bawah manajemen PT Asmin Bara Baronang (ABB), PT Telen Orbit Prima (TOP) dan PT Suprabari Mapanindo Mineral (SMM).
TTA memproduksi batubara kalori di atas 6.000 ckal/kg. Sayangnya ia enggan menyampaikan harga jual batubara mereka saat ini.
Adapun penjualan batubara kalori tinggi mereka ke luar negeri, seperti Jepang. Ia bilang, salah satu keuntungan memproduksi batubara kalori tinggi adalah harga jual batubara yang lebih tinggi.
Sedangkan, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melalui anak usaha PT Arutmin Indonesia membidik batubara kalori tinggi sebesar 9 juta ton, ketimbang tahun lalu sebesar 5 juta ton. Selain Arutmin, anak usaha lainnya PT Kaltim Prima Coal juga memproduksi batubara kalori tinggi.
“Kami berharap untuk menghasilkan 30% batubara berkalori tinggi dan 70% batubara sedang atau rendah dari total target produksi 88-90 juta ton,” katanya, Minggu (19/5).
Pada periode Januari hingga Maret 2019, emiten berkode saham BUMI ini mengantongi pendapatan sebesar US$ 234,16 juta menyusut 24,58% dari periode yang sama tahun 2018 US$ 310,47 juta.
Laba yang dapat diatribusikan pada entitas induk juga turun 46,27% menjadi US$ 48,44 juta, padahal periode yang sama tahun sebelumnya US$ 90,16 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News