Reporter: Nur Qolbi | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten yang bergerak dalam usaha infrastruktur pertambangan terintegrasi PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) menargetkan pendapatan pada tahun ini bisa mencapai US$ 212 juta. Angka ini naik tipis 1,43% dari capaian 2018 yang sebesar US$ 209 juta.
Sebagai informasi, per kuartal I-2019, perusahaan ini mencatatkan pendapatan US$ 16,04 juta. Angka ini naik 4.235% dari pendapatan kuartal I-2018 yang sebesar US$ 0,37 juta. Berdasarkan laporan keuangan BIPI, pendapatan ini berasal dari sewa pelabuhan sebanyak 71,4% dan sewa crusher 28,6%.
Tahun ini, BIPI memang memfokuskan bisnisnya pada penyediaan infrastruktur tambang batubara. Mulai dari dari pelabuhan, penghancur batubara, coal preparation plant (CPP) hingga overland conveyor (OC). Sebelumnya, bisnis BIPI hanya fokus pada pertambangan batubara.
Untuk mencapai target pendapatan tersebut, Direktur Utama BIPI Ray Anthony Gerungan mengatakan, perusahaannya akan melakukan usaha percepatan dalam mengembangkan proyek-proyek baru.
"Perusahaan saat ini sedang melakukan studi kelayakan atas sembilan proyek yang diharapkan studi pertamanya selesai pada kuartal III-2019," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/5).
Menurut Ray, beberapa proyek awal akan fokus pada perluasan infrastruktur yang sudah ada demi meningkatkan kapasitas penanganan batubara perusahaan. Ia menargetkan, kapasitas tersebut bisa bertambah 24 juta ton-30 juta ton dalam jangka waktu tiga tahun.
"Proyek-proyek ini juga akan berdampak pada menurunnya biaya penanganan batubara dan memberikan keunggulan kompetitif di pasar bagi klien BIPI," ucap dia.
Oleh karena itu, saat ini BIPI juga sedang mengkaji biaya proyek-proyek tersebut yang diperkirakan mencapai US$ 2,45 miliar. Di sisi lain, potensi pendapatan tahunan dari berjalannya proyek-proyek tersebut sebesar lebih dari US$ 1 miliar dengan EBITDA US$ 400 juta.
Sebagai gambaran, tahun ini BIPI menargetkan EBITDA US$ 160 juta atau meningkat 10,34% dari 2018 yang sebesar US$ 145 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News