kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Jokowi Effect bakal bawa rupiah kembali menguat besok


Senin, 01 Juli 2019 / 17:41 WIB
Jokowi Effect bakal bawa rupiah kembali menguat besok


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan Selasa (2/7) diprediksi mampu kembali melanjutkan penguatan. Sentimen dari internal mendominasi katalis bagi mata uang Garuda. 

Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah Senin (1/7) tercatat mengalami penguatan 24 poin ke level Rp 14.117 per dollar AS.

Sedangkan menurut data Bloomberg, kurs rupiah pasar spot ditutup menguat 0,09% ke level Rp 14.113 per dollar AS dari penutupan perdagangan kemarin.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, rupiah berhasil ditutup menguat, meskipun di awal perdagangan hari ini (1/7) kurs sempat mencatatkan pelemahan.

Untuk itu, rupiah diyakini masih akan melanjutkan penguatan. "Sentimen penguatan bakal datang dari internal, khususnya Jokowi Effect," kata Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (1/7).

Dia menjelaskan, pergerakan rupiah hari ini (1/7) turut didukung keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menetapkan pasangan capres - cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin sebagai pemimpin Indonesia periode 2019-2024. Sentimen ini diyakini masih akan berlanjut sebagai penggerak kurs rupiah terhadap dollar AS.

Sebagai petahana, pelaku pasar meyakini Jokowi tidak akan mengubah pola dan arah kebijakan terlalu drastis. Investor juga melihat Jokowi akan punya waktu untuk melanjutkan kebijakan reformasi struktural seperti pembenahan defisit transaksi berjalan (current account deficit).

Selain itu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis indeks harga konsumen di Juni 2019 sebesar 0,55% (bulanan) ekspektasi sebesar 0,46 %. Sementara inflasi secara year on year (tahunan) mencapai 3,28% ekspektasi sebesar 3,13%.

Inflasi tersebut masih di bawah target pemerintah sehingga inflasi Juni masih terkendali karena banyak program pemerintah yang berhasil sehingga menekan inflasi. Dan ada alasan kuat bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan.



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×