kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jika perang AS-Iran makin memanas, analis: Rupiah berpeluang melemah ke Rp 15.000


Rabu, 08 Januari 2020 / 18:54 WIB
Jika perang AS-Iran makin memanas, analis: Rupiah berpeluang melemah ke Rp 15.000
ILUSTRASI. Seorang teller PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menghitung uang pecahan Rp100 ribu.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Serangan balas dendam dari Iran ke Amerika Serikat (AS) membuat sitasi perang kedua negara semakin memanas. Skema terburuknya, jika kondisi tersebut terus berlanjut panas dan semakin panjang, mata uang Garuda bisa ikut terdampak dan terkerek ke level psikologis Rp 15.000 per dolar AS.

Untungnya, untuk saat ini pergerakan rupiah masih dalam kategori stabil meskipun sedikit melemah. Pada perdagangan Rabu (8/1) rupiah tercatat melemah 0,16% ke level Rp 13.900 per dollar AS. Di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah juga melemah 0,11% ke Rp 13.934 per dolar AS.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengungkapkan, bila skema terburuk terjadi, yakni konflik AS dan Iran semakin memanas dan berkepanjangan hingga melibatkan negara-negara sekutu atau aliansi kedua negara tersebut, kemungkinan rupiah berpeluang melorot mendekati level Rp 15.000 per dolar AS di tahun ini. 

Baca Juga: Rupiah diprediksi bakal konsolidasi besok, simak sentimen pendorongnya

Dia memaparkan, memanasnya perang AS dan Iran dikhawatirkan mengancam pergerakan harga minyak global. Apalagi, Iran dikabarkan bakal menutup jalur distribusi minyak di Selat Hormuz. Sebagaimana diketahui, Iran merupakan salah satu negara produsen minyak raksasa di dunia.

Alhasil, ketika jalur distribusi minyak global terhambat, potensi harga minyak membengkak cukup besar. Tentunya, kondisi tersebut bakal memperparah defisit transaksi berjalan (CAD) Tanah Air yang sudah membuncit. 

Alwi menegaskan, bukan tanpa alasan jika rupiah akan tertekan ketika kondisi CAD terdampak dan ikut membengkak. Ditambah lagi, arus masuk investasi dana asing ke emerging market termasuk Indonesia ikut terancam dan berpotensi menyebabkan capital outflow karena pasar beralih ke safe haven.



TERBARU

[X]
×