Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) diyakini akan semakin membaik pada tahun ini. Selain mampu mencapai target marketing sales, emiten properti asal Surabaya ini juga akan diuntungkan oleh membaiknya bisnis recurring income Pakuwon Jati pada tahun 2022.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menyebut secara bisnis, PWON sudah mulai mencatatkan perbaikan. Oleh karena itu, dia meyakini target marketing sales pada tahun ini yang dipatok manajemen sebesar Rp1,8 triliun tersebut dapat dicapai.
Menurut Jono, katalis positif seperti masih adanya insentif PPN yang akan berakhir pada September mendatang, relaksasi LTV, hingga tren suku bunga yang saat ini masih rendah bisa menjadi penopang kinerja PWON.
Baca Juga: Dibayangi Kenaikan Suku Bunga, Begini Rekomendasi Saham Emiten Properti dari Analis
“Selain dari penjualan rumah tapak pada township, PWON juga telah mulai menjual kondominium di proyek terbarunya, Bekasi Superblock yang juga akan mendorong marketing sales pada tahun ini,” ujar Jono kepada Kontan.co.id, Senin (11/7).
Tak hanya dari bisnis hunian, Jono melihat kinerja PWON pada tahun ini juga akan ditopang oleh bisnis recurring income, terutama mal dan hotel. Dia meyakini, lini bisnis ini akan terus meningkat sejalan dengan trafik kunjungan yang pulih dan terus naik.
Apalagi, hal ini juga sudah terlihat pada kuartal pertama 2022 kemarin. Tingkat rata-rata okupansi mal dan hotel yang sudah meningkat ketimbang kuartal keempat 2021. Padahal, pada Februari silam sempat terjadi lonjakan lonjakan kasus Covid-19 Omicron.
Baca Juga: Pakuwon Jati (PWON) Optimistis Meraih Target Marketing Sales Tahun Ini
Selain berakhirnya insentif PPN dan potensi kenaikan suku bunga, emiten properti harus dihadapkan pada kenaikan harga bahan bangunan seiring dengan kenaikan inflasi dan harga bahan baku. Harga semen misalnya, belakangan sudah mulai naik seiring naiknya biaya operasi karena harga komoditas energi yang menolak.
“Seharusnya, kenaikan harga bahan bangunan mungkin dampaknya tidak signifikan ya untuk PWON. Karena biasanya dalam proses konstruksi, perjanjian dengan kontraktor sudah memperhitungkan kenaikan harga bahan bangunan,” ujar Jono.
Hanya saja, pada tahun depan, dia melihat PWON akan dihadapkan pada kondisi yang lebih menantang seiring tren kenaikan suku bunga BI7DRR. Menurutnya, emiten properti akan terdampak dari kenaikan suku bunga, karena mayoritas pembeli menggunakan KPR. Oleh karena itu, pada tahun depan ia memperkirakan marketing sales PWON berpotensi cenderung flat.
Baca Juga: Incar Marketing Sales Rp 1,8 Triliun, Begini Strategi Bisnis Pakuwon Jati (PWON)
Walau begitu, ia masih meyakini prospek PWON yang positif ke depan. Oleh karena itu, Jono masih memberikan rekomendasi beli untuk saham PWON dengan target harga Rp 600 per saham.
“PWON punya keunggulan sebagai developer superblok di Jakarta dan Surabaya yang memiliki arus kas dari pendapatan berulang yang kuat, terutama dari bisnis malnya yang memiliki net leasable area terbesar di Indonesia hingga 770 m2,” tutup Jono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News