kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jelang RDG BI dan Rapat The Fed, Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah pada Rabu (20/3)


Selasa, 19 Maret 2024 / 17:07 WIB
Jelang RDG BI dan Rapat The Fed, Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah pada Rabu (20/3)
ILUSTRASI. Rupiah melanjutkan tren pelemahan di perdagangan Selasa (19/3).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rupiah melanjutkan tren pelemahan di perdagangan Selasa (19/3). Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh antisipasi menjelang pengumuman suku bunga Federal Reserve pekan ini.

Mengutip Bloomberg, rupiah spot ditutup melemah 0,17% secara harian menjadi Rp 15.717 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa (19/3). Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) juga terpantau melemah 0,25% menjadi Rp 15.712 per dolar AS.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mencermati, pelemahan rupiah tidak terlepas dari tangguhnya dolar Amerika. Ini sejalan dengan antisipasi pasar terhadap kebijakan suku bunga pada pertemuan FOMC The Fed pekan ini.

Walau The Fed diperkirakan tidak akan mengubah kebijakan suku bunga pada pertemuan FOMC bulan Maret, investor mengantisipasi nada yang lebih hawkish dari pejabat The Fed. Hal itu menyusul data harga Consumer Price Index (CPI) dan Produsen Price Index (PPI) AS yang lebih kuat dari perkiraan.

Baca Juga: Lesu, Rupiah Spot Ditutup Melemah ke Rp 15.718 Per Dolar AS Pada Hari Ini (19/3)

Inflasi CPI Amerika tahunan naik 3,2% lebih dari perkiraan pasar 3,1%. Sedangkan, data inflasi PPI Amerika naik menjadi 0,6% lebih dari perkiraan yang hanya 0,3% dan periode sebelumnya 0,3%. Sehingga, data tersebut menurunkan prospek pemangkasan suku bunga the Fed pada bulan Juni menjadi hanya 55% dari sebelumnya 80%.

“Rupiah dan mata uang lainnya pada umumnya melemah terhadap dolar AS yang menguat,” ujar Lukman saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (19/3).

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pasar kini memperkirakan kurang dari tiga pemotongan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin (bps) pada tahun 2024, turun dari hampir dua kali lipat dibandingkan pada awal tahun ini. Kemungkinan penurunan suku bunga pertama pada bulan Juni mendatang, juga turun tajam dari ekspektasi sebelumnya, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Alhasil, perkembangan pasar terkini membawa imbal hasil obligasi US Treasury 10 tahun sebagai acuan naik ke level tertinggi tiga minggu di 4,348%. Kenaikan ini menambah kekuatan dolar karena pasar memperkirakan suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Ibrahim menuturkan, investor selanjutnya akan fokus pada kebijakan The Fed, apakah mereka akan mengubah proyeksi atau melakukan dot plot terhadap perekonomian dan penurunan suku bunga untuk tahun ini dan dua tahun mendatang. Adapun The Fed pada bulan Desember lalu memproyeksikan pelonggaran sebesar 75 basis poin pada tahun 2024.

Dari pasar Asia, rupiah terdampak kebijakan Bank of Japan (BoJ) yang mengerek suku bunga sebesar 0,1% ke wilayah netral, setelah hampir satu dekade menerapkan suku bunga negatif. Bank sentral Jepang juga mengisyaratkan diakhirinya pengendalian kurva imbal hasil dan kebijakan pembelian aset.

Namun BOJ juga menyampaikan bahwa ketidakpastian terhadap perekonomian Jepang akan membuat kondisi moneter tetap akomodatif untuk saat ini. Sehingga, kenaikan suku bunga ini meskipun bersejarah, tetapi menandai sedikit pergerakan menjauh dari sikap ultra-dovish bank sentral Jepang.

Sementara itu, sentimen positif dari internal belum cukup mendukung rupiah. Seperti diketahui, Lembaga Pemeringkat Fitch kembali mempertahankan peringkat atau rating kredit Indonesia pada posisi BBB dengan outlook stabil. Keputusan ini dinilai mencerminkan kesuksesan Indonesia dalam mencapai konsolidasi fiskal yang cepat dan didukung oleh pertumbuhan pendapatan solid.

Oleh karena itu, Ibrahim memperkirakan rupiah kemungkinan masih melemah di perdagangan besok Rabu (20/3). Fokus utama bagi pergerakan nilai tukar adalah pertemuan The Fed yang akan membahas mengenai arah suku bunga acuan pada Kamis (21/3)

“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah,” ungkap Ibrahim dalam risetnya, Selasa (19/3).

Lukman turut melihat rupiah masih akan di bawah tekanan dolar AS sampai pertemuan FOMC pekan ini berakhir. Dari dalam negeri, investor juga mengantisipasi hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 19-20 Maret yang diperkirakan akan mempertahankan kebijakan, serta mengulangi pernyataan dukungan pada stabilitas nilai tukar.

Menurut Lukman, rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang Rp 15.650 per dolar AS–Rp 15.800 per dolar AS di perdagangan Rabu (20/3). Sedangkan, Ibrahim memproyeksi rupiah bergerak dalam rentang Rp 15.700 per dolar AS-Rp 15.760 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×