Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Kripto bergerak volatile di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve yang semakin kuat. Terkhusus bitcoin masih bergerak di bawah level support US$ 57.000, dan total kapitalisasi pasar kripto juga tertahan di bawah angka US$ 2 triliun.
Melansir Coinmarketcap, pada Jumat (6/9) pukul 19.49 WIB, harga Bitcoin (BTC) naik 0,07% dalam 24 jam terakhir ke US$ 56.693. Namun dalam sepekan terakhir turun 4,77%.
Sedangkan harga Ethereum (ETH) dalam sehari naik 0,70% ke level US$ 2.403. Sementara dalam sepekan harga ETH terpantau turun 4,74%.
Baca Juga: Intip Prospek Harga Bitcoin Hingga Akhir Tahun
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengungkapkan pergerakan harga kripto memang masih dinamis. Namun ia memprediksi pasar kripto akan merespon positif seminggu menjelang FOMC.
Apalagi saat ini prediksi pasar makin meningkat menjadi 41% terhadap peluang pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin. Sementara untuk pemangkasan 25 basis poin, pasar meramal ada kemungkinan sebesar 59%.
Selain itu, pelemahan dolar AS dalam beberapa hari terakhir berpotensi akan memberikan katalis tambahan bagi pergerakan harga kripto ke depan.
Menurut Panji dolar yang lebih lemah seringkali mendorong investor untuk mencari aset alternatif seperti Bitcoin, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Baca Juga: Harga Bitcoin Koreksi dari Level Tertinggi, Intip Prospek Harganya Hingga Akhir Tahun
"Jika tren pelemahan dolar terus berlanjut dan The Fed memberikan sinyal dovish, ada potensi bagi Bitcoin untuk kembali naik ke level US$ 60.000 hingga US$ 65.000 dalam waktu dekat menjelang FOMC," kata Pandji kepada KONTAN, Jumat (6/8).
Di sisi lain, Pandji mengingatkan agar investor tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya aksi sell on news.
Setelah pengumuman pemangkasan suku bunga oleh The Fed, ada risiko bahwa para pelaku pasar akan melakukan profit-taking, yang potensi kembali membawa Bitcoin turun dan bergerak sideways di kisaran US$ 56.000 - US$ 59.000.
Kendati demikian, Pandji optimistis memasang target untuk Bitcoin kembali ke level tertinggi di level US$ 73.750 atau bahkan mencetak level tertinggi baru di kuartal IV-2024.
Baca Juga: Harga Bitcoin Melonjak 7%, Mata Uang Kritpo Ini Terbang hingga 60% Lebih
Bagi investor, Pandji bilang mengungkapkan strategi investasi di kripto adalah kehati-hatian dan disiplin.
Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) dapat membantu investor menghadapi volatilitas jangka pendek Bitcoin. Dengan membeli secara bertahap, risiko masuk di harga tertinggi berkurang, dan investor bisa lebih tenang dalam menghadapi fluktuasi harian.
"Ini adalah pendekatan yang bijak untuk memanfaatkan peluang jangka panjang di tengah potensi pemangkasan suku bunga The Fed," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News