Reporter: Muhammad Musa | Editor: Noverius Laoli
Secara domestik, BI mencatakan defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) senilai US$ 6 miliar pada kuartal I-2024. Hal ini berbalik arah dari surplus pada kuartal IV-2023 sebesar Rp 8,6 miliar.
Diperkirakan NPI 2024 akan terjaga dengan transaksi berjalan dalam kisaran defisit rendah sebesar 0,1% sampai dengan 0,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan mencatat surplus, sejalan dengan prakiraan kembali pada peningkatan aliran masuk modal asing
“Hal tersebut seiring dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global, serta terjaganya persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik,” jelas tim analis NH Korindo.
Baca Juga: IHSG Diproyeksi Menguat Terbatas, Cermati Saham Pilihan Analis Jelang Libur Panjang
Adapun dalam analisis mereka, dalam perjalanan menuju level 7.450 atau level all time high (ATH), IHSG harus turun dengan menguji ketahanan pada support moving average (MA) 50 sekitar di angka 7.240 atau di MA 10 dan MA 20 berkisar di angka 7.170 – 7.180.
Untuk menutup, Herditya mencermati saham berikut, di antaranya saham BRPT dengan target harga Rp 1.400 - Rp 1.475, UNVR berkisar di level Rp 2.940 - Rp 3.100, dan SRTG di harga Rp 1.585 - Rp 1.630.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News